RSUD AWS Samarinda Siapkan Program Transplantasi Ginjal Pertama di Kaltim, Berikut Penjelasannya
Penulis: Akmal Fadhil
3 jam yang lalu | 0 views
Plt Direktur RSUD AWS Samarinda, dr. Indah (Kiri) dan Ketua Tim Tranplantasi Ginjal dr. Astried (Kanan). (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda tengah bersiap membuka layanan transplantasi ginjal, yang akan menjadi layanan kedua di Indonesia setelah Makassar, sekaligus yang pertama di Kalimantan Timur (Kaltim).
Pelaksana Tugas Direktur RSUD AWS, Dr. Indah Puspitasari, mengungkapkan bahwa persiapan layanan transplantasi ginjal ini merupakan bagian dari upaya mendukung program nasional dalam pengembangan layanan kesehatan berbasis rujukan regional.
“Transplantasi ginjal ini merupakan yang kedua di Indonesia setelah Makassar, dan pertama di Kalimantan Timur. Ini mendukung program pemerintah, dan kami sudah mempersiapkannya sejak satu tahun terakhir. Harapannya, tahun ini sudah bisa dilaksanakan dengan hasil yang terbaik,” jelas Dr. Indah pada Senin 20 Oktober 2025.
Dalam pelaksanaannya, RSUD AWS tidak bergerak sendiri. Prosedur transplantasi akan didampingi langsung oleh Tim Transplantasi Ginjal Nasional dan pengawasan dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta sebagai rumah sakit pusat rujukan nasional.
Layanan Paripurna dan Tim Pendukung
Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUD AWS, Dr. Astried Indrasari, menjelaskan bahwa pengembangan pusat layanan transplantasi ginjal dilakukan secara bertahap menuju layanan yang paripurna. Seluruh proses akan melibatkan skrining ketat antara pendonor dan penerima, termasuk pemeriksaan kecocokan medis.
“Prosedur dimulai dari skrining pendonor dan penerima, dilanjutkan pemeriksaan kecocokan. Saat ini, kami hanya menerima pendonor yang memiliki hubungan keluarga dengan pasien,” ujar Astried.
Dari segi fasilitas, RSUD AWS telah menyiapkan dua ruang operasi terpisah untuk pendonor dan penerima. Hal ini bertujuan mempercepat proses pemindahan organ agar kualitas ginjal tetap terjaga.
“Semakin cepat ginjal dipindahkan, semakin bagus hasilnya. Maka dua ruang operasi ini sangat penting untuk menjaga kualitas organ,” lanjutnya.
Jaminan Layanan dan Pengawasan Ketat
Layanan transplantasi ginjal ini juga akan difasilitasi oleh BPJS Kesehatan, meskipun tidak seluruh biaya ditanggung secara penuh. Selain itu, RSUD AWS menyediakan rumah singgah berdasarkan kebutuhan dan jarak pasien yang berasal dari luar daerah.
Untuk memastikan transparansi dan etika medis, rumah sakit juga membentuk dua tim koordinasi khusus: koordinator medis dan koordinator administrasi. Mereka akan memantau pasien mulai dari proses awal hingga pasca perawatan.
“Kami juga memiliki tim advokasi untuk menjamin tidak ada konflik antara pendonor dan penerima, serta mencegah praktik ilegal dalam transplantasi organ terkhususnya ginjal,” tegas Astried.
RSUD AWS Samarinda juga mendukung inisiatif Komite Transplantasi Nasional dalam membangun sistem pendataan pendonor ginjal di Indonesia, seperti yang telah diterapkan di sejumlah negara lain.
Dengan persiapan matang dan dukungan dari berbagai pihak, RSUD AWS Samarinda diharapkan mampu menjadi pusat layanan transplantasi ginjal rujukan di wilayah Kalimantan, membawa harapan baru bagi pasien gagal ginjal yang membutuhkan tindakan medis lanjutan.