search

Berita

MBGMakan Bergizi GratisKeracunan MBGMBG Ikan HiuIkan HiuBGNBadan Gizi Nasional

Heboh Menu MBG Ikan Hiu Bikin Keracunan di Ketapang, BGN: Tujuannya Kearifan Lokal

Penulis: Rafika
Jumat, 26 September 2025 | 267 views
Heboh Menu MBG Ikan Hiu Bikin Keracunan di Ketapang, BGN: Tujuannya Kearifan Lokal
Ilustrasi MBG. (net)

Presisi.co - Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya buka suara terkait menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menimbulkan polemik setelah puluhan siswa di Ketapang, Kalimantan Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap hidangan ikan hiu.

Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menjelaskan pemilihan menu hiu didasarkan pada kearifan lokal dan ketersediaan pangan di daerah tersebut. Ia menegaskan, ikan hiu tidak menjadi menu rutin, melainkan hanya disajikan dua kali selama program berlangsung di SDN 12 Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang.

"Menu apapun itu, karena kan tujuannya kearifan lokal, misalnya ternyata di wilayah ini yang paling banyak tongkol, ya kita gunakan, karena kita juga bukan sekadar memberi makan gratis," papar Nanik dalam konferensi pers pada Kamis 27 September 2025, sebagaimana diberitakan Suara.com --jaringan Presisi.co.

"Hiu misalnya, ternyata di situ biasa memang hiu dihidangkan, kalau enggak kan di sini hiu mahal banget, tapi karena di sana banyak hiu, jadi ya diberikan dan itu hanya dua kali selama program berjalan," sambungnya.

Meski demikian, ia menegaskan BGN tidak akan ragu menghapus menu tertentu jika terbukti secara ilmiah menjadi penyebab keracunan.

"Terkait menu hiu itu, saya tegaskan kalau ada makanan yang terbukti membuat itu diidentifikasi sebagai yang membuat keracunan, kita enggak akan pakai di wilayah itu walaupun banyak (sumber protein dari hiu)," katanya.

Menanggapi kasus yang menimpa 24 siswa dan seorang guru, Nanik mengingatkan bahwa dugaan keracunan tidak bisa langsung dipukul rata, mengingat ada kemungkinan keluhan yang muncul disebabkan alergi makanan.

Ia menegaskan, tidak semua keluhan setelah menyantap MBG bisa serta-merta dikategorikan sebagai keracunan. Menurutnya, sejak awal BGN sudah melakukan langkah pencegahan dengan meminta pihak sekolah dan orang tua mencatat data alergi masing-masing siswa.

"Tidak semua hal itu ada dugaan keracunan, tetapi ada hal yang karena alergi, misalnya alergi udang bahkan ada yang alergi mayonnaise," tutur Nanik.

Terlepas dari perdebatan penyebab, BGN memastikan bertanggung jawab penuh atas insiden ini. Semua biaya pengobatan siswa maupun guru yang terdampak akan ditanggung sepenuhnya oleh lembaga tersebut.

"Kan kita punya dana, ada yang kita ambilkan misalnya dari operasional, kejadian luar biasa dan macam-macam itu kan pasti kita sediakan, itu full dari BGN, semua ditanggung (biaya pengobatan). Contoh di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, ada tagihan Rp350 juta dari rumah sakitnya, kita bayar semua," tegas Nanik.

Ia menambahkan, orang tua maupun pemerintah daerah tidak akan dibebani biaya apa pun. "Kita enggak membebani apapun pada orang tua atau kepada pemerintah daerah, jadi nanti tinggal pihak rumah sakit memanggil kami, dari BGN." (*)

Editor: Redaksi