Profil dr. Tan Shot Yen yang Lantang Kritik Program MBG di Hadapan DPR, Ternyata Lulusan Filsafat?
Penulis: Rafika
Kamis, 25 September 2025 | 383 views
dr. Tan Shot Yen. (Tangkapan layar YouTube DPR RI)
Presisi.co - Nama dr. Tan Shot Yen tengah jadi sorotan setelah blak-blakan mengkritik program unggulan Presiden Prabowo Subianto, Makan Bergizi Gratis (MBG). Kritik tersebut disampaikan di hadapan anggota Komisi IX DPR RI pada Senin, 22 September 2025.
Dalam audiensi bersama Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) dan sejumlah organisasi masyarakat, dr. Tan mempertanyakan konsep menu MBG yang dinilainya keliru.
Menurutnya, alih-alih memperkenalkan pangan lokal yang kaya gizi, program ini justru menyajikan menu seperti burger dan spageti yang masuk kategori ultra-processed food. Sebab menurutnya, hal ini justru memicu masalah kesehatan bagi anak-anak nantinya.
Lantas, siapa sebenarnya sosok dokter yang berani terang-terangan mengkritik MBG ini?
dr. Tan Shot Yen lahir di Beijing, China, pada 17 September 1964. Ia sendiri bukanlah sosok yang asing di dunia kesehatan dan gizi Indonesia.
dr. Tan dikenal luas sebagai dokter, ahli gizi masyarakat, penulis produktif, sekaligus intelektual publik yang konsisten menyuarakan isu kesehatan.
Ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Tarumanegara (1983–1990), kemudian melanjutkan program Profesi Kedokteran Negara di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1991).
Namun, dahaga ilmunya tidak berhenti di situ. Ia memperdalam wawasannya di kancah internasional, mulai dari bidang instructional physiotherapy di Perth, Australia (1992), hingga meraih diploma Penyakit Menular Seksual dan HIV-AIDS di Thailand (1996).
Karier akademiknya juga kaya pengalaman internasional. Ia pernah mendalami instructional physiotherapy di Perth, Australia (1992), serta memperoleh diploma penyakit menular seksual dan HIV-AIDS di Thailand (1996).
Tidak hanya itu, kecintaannya pada ilmu humaniora membawanya menyelesaikan studi pascasarjana di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara pada 2009.
Dalam perjalanan kariernya, dr. Tan konsisten mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat berbasis pangan lokal. Ia aktif tampil di forum ilmiah, diskusi publik, hingga media massa. Namanya juga dikenal lewat buku-buku populer tentang gizi dan kolom kesehatan di harian Kompas.
Kritik MBG
Dalam audiensi bersama Komisi IX DPR RI pada Senin 22 September 2025, dr. Tan Shot Yen dengan lantang memberikan kritik tajam terhadap program MBG. Ia menentang konsep menu yang menyajikan burger dan spageti atau "ultra-processed food" (makanan ultra-olahan).
Menurut dr. Tan, menu makanan olahan tersebut justru menyalahi tujuan utama program ini, yakni memenuhi kebutuhan gizi anak-anak Indonesia.
IIa menilai, program ini seharusnya lebih menitikberatkan pada pemanfaatan pangan lokal yang bernilai gizi tinggi.
"Menu MBG seharusnya mengedepankan pangan lokal yang kaya gizi, seperti kapurung di Sulawesi atau ikan kuah asam di Papua, bukan makanan berbasis tepung terigu yang bahkan tidak tumbuh di Indonesia," tegasnya.
Selain soal menu, dr. Tan juga memperingatkan pemerintah terkait aspek keamanan pangan (food safety). Ia menegaskan makanan yang suhunya turun di bawah 60 derajat Celcius sangat rentan menjadi media berkembang biaknya bakteri berbahaya, sehingga berisiko menimbulkan masalah kesehatan baru jika distribusi makanan massal tidak dikelola dengan baik. (*)