Visa Haji Furoda 2025 Tidak Terbit, Ini Alasannya Kata Menteri Haji Arab Saudi
Penulis: Rafika
8 jam yang lalu | 0 views
Ilustrasi puncak haji di Arafah. (Sumber: depositphotos.com)
Presisi.co - Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, menggelar pertemuan dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H. Muhammad Cholil Nafis, yang saat itu tengah menjalankan ibadah haji sebagai tamu kehormatan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Cholil Nafis menyampaikan bahwa pertemuan tersebut membahas sejumlah isu penting, termasuk evaluasi penyelenggaraan haji tahun 2025 yang dinilai lebih tertib dan nyaman dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
"Alhamdulillah di sore hari Nahar, 10 Dzul Hijjah 1446 H, hari pertama mabit di Mina, saya mendapat undangan silaturahim dengan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi dan bincang-bincang tentang penyelenggaraan haji tahun ini," tutur Cholil Nafis, dikutip dari Suara.com pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Ia menilai, pelayanan terhadap jemaah tahun ini menunjukkan perbaikan signifikan, baik dari sisi fasilitas maupun pengelolaan. Menurutnya, pelayanan tahun ini lebih lengkap sehingga memberi kenyamanan kepada jemaah.
Cholil juga mengungkapkan bahwa jumlah jemaah pada musim haji 2025 lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
Pemerintah Arab Saudi, kata dia, menerapkan pengawasan ketat di seluruh area peribadatan, yakni hanya mengizinkan jemaah resmi dengan visa sah untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Salah satu isu krusial yang turut dibahas dalam pertemuan itu adalah soal visa Haji Furoda yang tak kunjung diterbitkan, sehingga menyebabkan banyak calon jemaah dari Indonesia gagal berangkat.
Cholil Nafis mengaku menanyakan langsung alasan di balik kebijakan tersebut kepada pihak Kementerian Haji.
Ia mengeklaim, Kementerian Haji Arab Saudi menerapkan kebijakan pengetatan visa tersebut untuk menata penyelenggaraan ibadah haji agar lebih tertib dan terkontrol, meskipun tak bisa dipungkiri hal tersebut menimbulkan ketidaknyamanan bagi sebagian calon jemaah.
"Ia menjawab bahwa itu kebijakan Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi untuk penataan yang lebih kondusif meskipun kebijakan itu membuat banyak orang kurang nyaman," jelas Cholil Nafis. (*)