Timnas Indonesia Sering Kalah, Kepala BGN Bilang Karena Kekurangan Asupan Gizi
Penulis: Rafika
Minggu, 23 Maret 2025 | 334 views
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. (YouTube/Sekretariat Presiden)
Presisi.co - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, menyinggung kekalahan Timnas Indonesia ketika melawan Australia dengan skor telak 5-1 di di Sydney Football Stadium, Sydney, pada Kamis (20/3/2025) lalu.
Menurutnya, kekalahan tersebut disebabkan gizi di Indonesia yang kurang bagus, khususnya pada anak di keluarga miskin dan rentan miskin.
Dadan menyebut dampak dari kurangnya asupan gizi dapat terlihat dalam performa Timnas Indonesia yang beberapa kali kalah di pertandingan.
Awalnya, Dadan menjelaskan jumlah penduduk Indonesia terus bertambah, sementara proporsi masyarakat miskin dan rentan miskin masih sangat tinggi dibandingkan dengan kelas menengah ke atas.
"Jadi Pak Presiden gelisah. Kalau kita tidak intervensi, ini kelompok ini 60% tidak pernah melihat menu dengan biji serimbang. Kalau makan itu ada nasi, ada bala-bala, ada mie atau bihun, kerupuk, kecap. Semua karbohidrat. Itu sudah cukup bagi mereka bahagia. Yang penting anaknya bisa hidup," kata Dadan dalam sambutannya di acara MoU di Kantor Kementerian PU, Jakarta, Sabtu (22/3/2025), dilansir dari Suara.com.
Ia juga mengungkapkan bahwa banyak dari kelompok ini yang tidak terbiasa mengonsumsi susu. Padahal, anak-anak yang saat ini masih dalam kandungan atau sedang bersekolah akan menjadi tenaga kerja produktif di masa depan.
Untuk itu, pemerintah akan mengambil langkah intervensi guna mengatasi masalah ini.
"Nah kalau kita tidak intervensi, kita khawatir tenaga kerja produktif ini berkualitas rendah," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia menyoroti performa Timnas Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang kerap mengalami kekalahan. Menurutnya, menurutnya dipengaruhi oleh faktor gizi yang kurang optimal.
"Jadi jangan heran kalau PSSI itu sulit menang karena main 90 menit berat. Kenapa? Karena gizinya tidak bagus. Dan banyak pemain bola lahir dari kampung," katanya.
Meski demikian, ia mengakui kondisi Timnas Indonesia sudah membaik dengan masuknya 17 pemain keturunan Belanda yang memiliki pola makan lebih sehat sejak kecil.
"Nah sekarang PSSI sudah agak baik karena 17 pemainnya merupakan produk makan bergiji di negeri Belanda. Meskipun belum mampu mengalahkan Australia dan Jepang," katanya.
"Apalagi Jepang yang makan berginya sudah 100 tahun. IQ rata-rata tertinggi di dunia bahasa Jepang. Karena makan berginya sudah 100 tahun. Jadi untuk olahraga sekalipun kita butuh kecerdasan," sambungnya.
Pemerintah, kata Dadan, akan terus berupaya memperbaiki kualitas gizi anak bangsa dengan program makan bergizi gratis (MBG) yang mencakup jutaan penduduk.
"Jadi kita berharap dengan program makan bergizi yang akan mencakup 82,9 juta ini," pungkasnya. (*)