Inovasi Kacang Nepo: Produk Lokal Desa Nepo yang Berdaya Saing Nasional
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Selasa, 26 November 2024 | 257 views
Jakarta, Presisi.co – Desa Nepo, Kecamatan Malusetasi, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, kini dikenal sebagai penghasil camilan khas dengan cita rasa unik dan berkualitas berkat inovasi dari Suparman, seorang pengusaha lokal.
Lewat produk unggulannya, "Kacang Nepo," hasil bumi desa ini tidak lagi dijual mentah, melainkan diolah menjadi camilan siap konsumsi yang digemari banyak orang.
Kacang Nepo menawarkan berbagai varian rasa, seperti kacang crispy, kacang sembunyi dengan gula pasir, kacang disco, hingga kacang tempe.
“Kami ingin mengolah hasil bumi agar memiliki nilai tambah bagi masyarakat sekitar,” ujar Suparman, yang memulai usaha ini pada 2022.
Usaha Suparman mendapat angin segar pada 2023 ketika BRI, melalui program Desa BRILiaN, memberikan pelatihan dalam pemasaran, pengemasan, dan pemanfaatan teknologi digital. Kemasan Kacang Nepo kini tampil lebih menarik, dan produk ini mulai dikenal secara luas.
“Dengan pelatihan dari BRI dan kolaborasi bersama Politeknik Pariwisata, kami berhasil meningkatkan kualitas produk, baik dari segi rasa maupun kemasan, sehingga lebih kompetitif di pasar,” jelas Suparman.
BRI juga memperkenalkan penggunaan teknologi digital seperti QRIS, yang memungkinkan pembayaran non-tunai dan memperluas jangkauan pemasaran. “Dengan QRIS, transaksi jadi lebih cepat dan memudahkan konsumen berbelanja,” tambahnya.
Saat ini, Kacang Nepo menghasilkan pendapatan hingga belasan juta rupiah per bulan. Usaha ini menjadi sumber penghidupan utama bagi Suparman dan beberapa warga yang turut bekerja dalam produksi. Melihat meningkatnya permintaan, Suparman berencana memperluas tim dan mengajak lebih banyak warga desa terlibat.
“Kami berharap UMKM di desa ini semakin maju dan membawa manfaat yang lebih besar bagi masyarakat,” ujar Suparman. Ia juga bermimpi menjadikan Kacang Nepo sebagai ikon kuliner khas Desa Nepo yang dikenal hingga tingkat nasional.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari, menegaskan komitmen BRI dalam mendukung UMKM dan pemberdayaan desa. “Peran BRI tidak hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi juga menciptakan nilai sosial melalui pemberdayaan individu dan lembaga desa,” katanya.
Ia menambahkan, pemberdayaan desa menjadi isu penting karena perkembangan desa yang belum merata. “Kami berharap program ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh desa-desa dan UMKM, sehingga mampu mendorong kemajuan desa-desa di Indonesia,” pungkas Supari.
Melalui dukungan berbagai pihak, Kacang Nepo membuktikan bahwa inovasi dan kolaborasi mampu mengangkat potensi lokal menjadi produk yang berdaya saing tinggi, membuka peluang lebih luas bagi pengembangan desa-desa di Indonesia. (*)