Krtik Progam Kandidat Pilgub Kaltim Terkait Pendidikan, Akademisi dan Aktivis: Janji Poltik Aja
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Jumat, 01 November 2024 | 154 views
Samarinda, Presisi.co – NGO Kalimantan Timur kembali mengadakan diskusi publik bertajuk #NgoPi-Kaltim seri 6, mengangkat tema “Pendidikan; Hanya Janji Pilkada.” Diskusi yang berlangsung di Taman Unmul pada Jumat, 1 November 2024 ini berfokus pada isu pendidikan yang sering diangkat sebagai program unggulan oleh calon kepala daerah dalam kampanye politik.
Dosen Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, I Kadek Sudiarsana menyoroti tren janji-janji pendidikan yang selalu digembar-gemborkan para kandidat Pilkada. Menurutnya, janji terkait pendidikan, mulai dari pembangunan fasilitas sekolah, pemberian seragam dan beasiswa, hingga program sarapan siswa, sering kali hanya sekadar alat untuk meraih suara tanpa rencana nyata di baliknya.
“Pendidikan seolah menjadi komoditas politik yang diobral saat kampanye. Padahal, ini adalah elemen penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) guna mencapai target Indonesia Emas 2045,” ujar Sudiarsana.
Ia menjelaskan, pendidikan berkualitas dan merata sangat diperlukan untuk mewujudkan visi besar Indonesia sebagai negara maju yang berdaya saing global pada 2045.
Sudiarsana mengungkapkan, persoalan pendidikan di Kalimantan Timur seharusnya tidak cukup hanya dijanjikan, melainkan membutuhkan strategi konkret dan komitmen nyata dari calon kepala daerah yang akan terpilih. Pemerintah, menurutnya, perlu menjamin keberlanjutan anggaran serta memastikan akses pendidikan merata hingga ke daerah-daerah terpencil.
“Pemerintah harus lebih serius dalam meningkatkan fasilitas pendidikan dan memastikan anak-anak di daerah terpencil juga mendapatkan akses pendidikan yang layak. Tanpa pendidikan yang merata, cita-cita Indonesia Emas 2045 akan sulit terwujud,” tegasnya.
Selain itu, dengan hadirnya Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kalimantan Timur turut menjadi tantangan sekaligus peluang untuk membangun SDM lokal yang unggul. Jika pendidikan tidak mendapat perhatian serius, ia khawatir SDM lokal akan tertinggal dalam persaingan dengan tenaga kerja dari luar daerah maupun dari luar negeri.
“Generasi muda Kaltim harus dipersiapkan dengan pendidikan berkualitas agar siap berkontribusi bagi Indonesia Emas 2045. Jika tidak, kita hanya akan menambah jurang kesenjangan yang semakin dalam di masyarakat. Kehadiran IKN menjadikan kebutuhan akan SDM terampil semakin mendesak,” ungkap Kadek.
Kadek berharap agar komitmen pendidikan yang diusung para calon kepala daerah tidak hanya menjadi janji manis selama masa kampanye. Ia menekankan pentingnya menjadikan pendidikan sebagai prioritas pembangunan daerah, bukan sekadar isu musiman saat Pilkada.
“Kita harus memastikan bahwa pendidikan bukan lagi sekadar topik kampanye, tetapi fondasi yang kuat untuk membangun generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan,” tutupnya. (*)