Sesalkan Dukungan Sultan Banjar, Tokoh KBBKT dan Pemuda Banjar Ingatkan Soal Netralitas dan Kondusifitas Pilgub Kaltim
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Jumat, 11 Oktober 2024 | 305 views
Samarinda, Presisi.co - Sejumlah Tokoh Banjar di Kalimantan Timur (Kaltim) menyesalkan dukungan Sultan Banjar Khairul Saleh untuk pasangan calon Gubernur Kaltim Rudy Mas'ud dan wakilnya Seno Aji di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kaltim 2024.
"Jika ada pengurus KBBKT yang terlihat mendukung salah satu calon, itu merupakan sikap pribadi, bukan representasi dari organisasi," jelas Rusbandi Masdjahri kepada awak media pada Kamis, 10 Oktober 2024.
Rusbandi bilang, dukungan Sultan Banjar Khairul Saleh terhadap salah satu kandidat di Pilkada Gubernur Kaltim 2024 berpotensi memecah belah masyarakat Banjar di Bumi Etam. Terlebih, Sultan Banjar disebutnya juga sebagai seorang politisi dari Partai Amanat Nasional (PAN) yang berkantor di Senayan sebagai anggota DPR RI.
Menurut Rusbandi, sebagai tokoh adat dan budaya, Sultan Banjar hendaknya menjadi contoh di tengah dinamika politik yang kerap memecah belah. Dalam konteks ini, dukungan yang diberikan tanpa adanya koordinasi dengan tokoh-tokoh Banjar di Kaltim menjadi sorotan serius.
Sikap netral dalam ajang politik lokal menjadi salah satu prinsip yang dipegang teguh oleh Kerukunan Bubuhan Banjar Kalimantan Timur (KBBKT), organisasi resmi yang menaungi masyarakat Banjar di Kaltim. KBBKT ditegaskan Rusbandi tidak memihak pada pasangan calon mana pun dalam Pilkada Kaltim, baik di tingkat provinsi, kota, maupun kabupaten.
"Kami mengajak semua warga Banjar untuk menjaga kedamaian agar Pilkada berjalan dengan baik dan lancar," tegasnya.
Rusbandi mengingatkan agar warga Banjar yang teragabung dalam KBBKT tetap berpegang pada netralitas sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang berlaku. Imbauan senada juga disampaikan Rusbandi kepada warga Banjar di Kaltim untuk berpartisipasi aktif dalam pemungutan suara tanpa dipengaruhi tendensi kepentingan politik oknum berkepentingan di Pilkada Kaltim 2024 ini.
"Warga Banjar harus bebas menyalurkan hak pilihnya sesuai hati nurani masing-masing," tegas Rusbandi.
Kritik terhadap sikap Sultan Banjar juga datang dari kalangan pemuda Banjar di Kaltim. Subhan Noor, seorang pemuda Banjar kelahiran Samarinda yang mengaku prihatin melihat video dukungan Sultan Banjar. Menurutnya, tindakan ini berpotensi memecah belah komunitas Banjar di Kaltim, yang seharusnya tetap bersatu meski memiliki pandangan politik yang berbeda.
"Sebagai pemuda Banjar, saya sangat menyayangkan jika organisasi kekeluargaan atau kesukuan berpihak pada salah satu calon pemimpin. Hal ini bisa berdampak fatal, memecah masyarakat suku Banjar," ungkap Subhan.
Menurutnya, Sultan Banjar seharusnya mampu memisahkan perannya sebagai politisi dengan posisinya sebagai pemimpin adat.
"Apa yang beliau sampaikan dalam video tersebut bersifat pribadi dan tidak seharusnya mewakili kesultanan," tambahnya.
Senada, Muhammad Abe, pemuda Banjar lainnya, turut mengungkapkan pendapat senada. Ia menyayangkan bahwa Sultan Banjar, dalam video tersebut, mengarahkan warga Banjar untuk memilih salah satu pasangan calon. Abe menegaskan bahwa hak politik adalah hak individu, dan dukungan politik seharusnya tidak disampaikan atas nama kesultanan atau komunitas suku.
"Jika beliau ingin mendukung, seharusnya menggunakan atribut partai politiknya, bukan sebagai Sultan Banjar," tegas Abe.
Kritik terhadap Sultan Banjar menggambarkan pentingnya netralitas tokoh adat dalam menjaga persatuan di tengah suasana politik yang kerap memanas. Subhan dan Abe sama-sama berharap bahwa Sultan Banjar, dan tokoh-tokoh adat lainnya, dapat menjaga posisinya sebagai simbol persatuan, bukan sebagai alat politik.
"Semoga Pilkada ini bisa melahirkan pemimpin yang peduli terhadap pembangunan Kaltim dan kesejahteraan warganya," pungkas Abe. (*)