PDIP jadi Harapan Terakhir Isran-Hadi Wujudkan Pilgub Kaltim Kompetitif
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Selasa, 13 Agustus 2024 | 710 views
Samarinda, Presisi.co - Pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul), Jamal Amin menyebut kesempatan Isran-Hadi untuk bertarung melawan Rudy Mas'ud dan Seno Aji di Pilgub Kaltim, akan ditentukan oleh dukungan PDI-Perjuangan.
"Pak Isran harus mampu meyakinkan PDIP untuk bergabung bersama Demokrat. Hanya dengan cara itu ia bisa memenuhi syarat pencalonan minimal 20 persen kursi di DPRD Kaltim," kata Jamal Amin pada Senin, 12 Agustus 2024, kemarin.
Jamal bilang, dukungan untuk Isran-Hadi yang saat ini masih berasal dari Partai Demokrat, tentu tidak mencukupi syarat minimal dukungan untuk melangkah ke Pilgub Kaltim. Sementara, PDI Kaltim di Karang Paci, sebutan DPRD Kaltim, memiliki 11 kursi.
Di sisi lain, Jamal juga menyinggung soal kembalinya Isran ke Demokrat. Kembalinya Isran ke partai berlambang bintang mercy itu disebut Jamal membuka peluang bagi dirinya untuk meraih dukungan dari PDI-P.
"Keputusan Isran untuk kembali menjadi kader Demokrat bisa jadi menjadi faktor penentu Demokrat memilihnya sebagai calon Gubernur,” sebutnya.
“Demokrasi yang sehat membutuhkan kompetisi. Jika PDIP dan Demokrat bersatu mengusung Isran-Hadi, maka akan tercipta persaingan yang sehat dengan pasangan Rudi-Seno," tambahnya.
Ia menegaskan, Pilgub Kaltim yang belakangan banyak diisukan akan mempertemukan Rudi-Seno melawan kolom kosong, dianggap tidak mencerminkan kedewasaan politik masyarakat di Benua Etam, sebutan Kaltim.
"Kalau hanya ada satu calon melawan kotak kosong, itu sangat tidak sehat bagi demokrasi. Masyarakat Kaltim harus diberi pilihan yang jelas agar mereka bisa membandingkan visi, misi, dan program dari masing-masing calon," tegasnya.
Menurutnya, siapa pun yang terpilih sebagai gubernur harus memberikan perhatian khusus pada pembangunan infrastruktur untuk menghubungkan seluruh kabupaten dan kota di Kaltim serta pembangunan jangka panjang ke depan. Maka itu, Jamal mengajak masyarakat Kaltim benar-benar menggunakan hak pilihnya dengan bijak dalam memilih pemimpin.
"Masyarakat harus bijak dalam menentukan pilihannya, karena pemimpin yang mereka pilih akan sangat menentukan kemajuan Kaltim lima tahun ke depan," pungkasnya. (*)