search

Advetorial

Pemkab KukarDesa Wisata Peladestinasi wisata Kukarpesut mahakamDesa Pelalibur lebaran 2024pariwisata

Libur Lebaran 2024, Wisatawan dari Seluruh Penjuru Kaltim Serbu Desa Wisata Pela

Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 14 April 2024 | 584 views
Libur Lebaran 2024, Wisatawan dari Seluruh Penjuru Kaltim Serbu Desa Wisata Pela
Desa Wisata Pela. (Istimewa)

Tenggarong, Presisi.co - Libur panjang Idulfitri 2024 dimanfaatkan banyak orang untuk berwisata. Salah satu destinasi yang ramai dikunjungi adalah Desa Wisata Pela yang terletak di pinggir tepian Sungai Mahakam, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara (Kukar).

Desa Wisata Pela terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk sungai, danau, dan pemandangan matahari terbenam. Daya tarik utama desa wisata ini adalah kesempatan untuk melihat pesut Mahakam, lumba-lumba air tawar langka yang dilindungi. 

Ketua Pokdarwis Desa Pela, Alimin, mengungkapkan bahwa sejak lebaran, ribuan wisatawan telah mengunjungi desa mereka. Puncak kunjungan terjadi pada hari kedua Idulfitri, di mana sekitar 500 pengunjung memadati Desa Pela.

Mayoritas wisatawan berasal dari Kutai Kartanegara, seperti Kecamatan Kota Bangun dan Tenggarong. Bahkan, ada juga wisatawan yang datang dari Samarinda dan Balikpapan.

“Alhamdulillah ramai betul habis lebaran,” ujar Alimin.

Saat ini, terdapat dua akses utama untuk menuju Desa Pela. Pengunjung dapat menggunakan kapal dari Desa Liang Ulu, atau melalui jalur darat yang hanya bisa dilalui oleh sepeda motor.

Selain kesempatan melihat Pesut Mahakam, wisatawan juga dapat menikmati wisata susur Danau Semayang. Dengan membayar biaya kapal pulang pergi sebesar Rp400 ribu, pengunjung bisa menikmati panorama alam di sekitar Danau Semayang yang memesona.

Selain itu, bagi pengunjung yang menggunakan sepeda motor akan dikenakan biaya sebesar Rp200 ribu. Pengunjung juga bisa menggunakan kapal feri yang berkapasitas 20 orang dan long boat dengan kapasitas 15 orang.

“Untuk homestay juga masih aktif, dan saat ini sudah ada pengunjung dari  Balikpapan dan Samarinda yang menginap. Homestay per malam Rp 200 per orang dapat makan 3 kali sehari,” lanjutnya.

Bagi yang ingin mempelajari sejarah dan budaya nelayan, Desa Pela juga memilki museum nelayan. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai peralatan tradisional yang digunakan oleh para nelayan lokal, serta mempelajari kisah dan tradisi mereka.

Pengunjung juga bisa mengelilingi Desa Pela di trek jembatan kayu ulin dengan menyewa sepeda. (Adv)

Editor: Rafika