search

Berita

Ketua DPD PSI Jakarta BaratKetua DPD PSI Jakarta Barat pelecehan seksualpelecehan seksualPSIPartai Solidaritas Indonesia

Niat Lamar Kerja Jadi Buzzer, Wanita Ini Ngaku Dapat Pelecehan Seksual dari Ketua DPD PSI Jakarta Barat

Penulis: Rafika
Selasa, 26 Maret 2024 | 497 views
Niat Lamar Kerja Jadi Buzzer, Wanita Ini Ngaku Dapat Pelecehan Seksual dari Ketua DPD PSI Jakarta Barat
Ilustrasi pelecehan seksual. (Ist)

Presisi.co - Ketua DPD Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Jakarta Barat diduga melakukan pelecehan seksual kepada seorang wanita yang berniat melamar kerja sebagai tentara media sosial atau buzzer.

Pengakuan dugaan pelecehan tersebut viral di media sosial usai diungkapkan langsung oleh korban yang bersangkutan melalui akun TikTok dengan nama pengguna @B35TIE.

Video tersebut dibuka dengan perkenalan diri seorang host bernama Tie Saranani. Tertulis rekaman tersebut dibuat pada Jumat (22/3) lalu.

“Hallo selamat malam, saat ini saya sedang berada di wilayah Jakarta,” kata pembawa acara tersebut dikutip dari Suara.com, Selasa (26/3).

Pembawa acara tersebut kemudian berbincang dengan seorang wanita berumur 29 tahun dengan inisial W yang mengaku sebagai korban.

Wanita asal Solo, Jawa Tengah, itu mengungkapkan dirinya telah dinodai oleh NL yang disebut-sebut sebagai Ketua DPD PSI Jakbar. 

"Kenal pelaku?” kata Saranani.

"Kenal, dia ketua PSI Jakarta Barat," sambung korban.

Tindakan pelecehan seksual itu bermula ketika korban melihat pendaftaran relawan dan buzzer untuk PSI. Korban yang pada saat itu memang sedang butuh uang lantas tertarik mendaftar. Ditambah lagi, ia juga mengagumi rekam jejak PSI yang merepresentasikan anak muda.

"Saya butuh kerjaan, baru keluar dari rumah sakit. Apalagi saya hidup sendiri, bayar BPJS dan kebutuhan sehari-hari,” kata korban.

Usai melamar, korban dijanjikan akan bekerja sebagai buzzer. Namun di tengah perjalanan, korban justru dibawa ke rumah pelaku yang sedang kosong dan disekap dalam kamar. Pada saat itulah pelaku melakukan tindak asusila kepada korban.

“Awalnya saya disuruh datang karena tuntutan kerjaan. Saya gak nyangka pas di tengah perjalanan saya malah dibawa ke rumah. Saya takut, apalagi di sana saya sendiri mau minta tolong gak ada siapa-siapa, sepi,” ucapnya.

Di sisi lain, korban mengaku dirinya tak tahu menahu soal informasi pelaku selain namanya. Dirinya juga tak tahu apakah korban sudah berkeluarga atau belum.

“Gak tau. Aku gak kenal sama dia sebelumnya, baru ketemu 2 hari,” ucapnya. (*)

Editor: Rafika