Penulis: Redaksi Presisi
Samarinda, Presisi.co - Sederet maskapai lainnya juga melirik penerbangan dari dan ke Samarinda.
Air Asia, bahkan maskapai Garuda Indonesia disebut-sebut berminat kembali membuka rute dari Samarinda setelah pasca pasca Covid-19.
UPBU Bandara APT Pranoto telah menjalin komunikasi dengan Angkasa Pura, pengelola Bandara Syamsudin Noor.
Hal ini untuk potensi rute Samarinda (AAP) ke Banjarmasin (BDJ) yang rencananya direalisasikan di 2024.
"Kita sampaikan ke Lion Air Group. Rencananya nanti, akan membuka rute berikutnya dari Samarinda ke Banjarmasin, dan Banjarmasin ke kota lainnya di Kalimantan seperti Palangkaraya dan Pontianak. Jadi, menghubungkan kota-kota antar Kalimantan," jelas Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Maeka Rindra Hariyanto.
Untuk rute Samarinda (AAP)-Denpasar (DPS) komunikasi juga dibangun bersama dengan Air Asia terkait rencana rute penerbangan tersebut.
Rupanya, Samarinda yang memiliki potensi dikelilingi kabupaten/kota lainnya seperti Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Barat dan Kutai Timur memiliki potensi meraup market.
"Sebelumnya memang pernah maskapai lain ke Makassar dan Denpasar menggunakan Batik Air. Tapi untuk wisata, kami harapkan dari maskapai LCC (Low Cost Carrier) seperti ke Denpasar," ujar Maeka.
Pihaknya juga akan menghadirkan penerbangan ke Tanjung Selor, walau belum ada rilis resmi namun dalam waktu dekat akan dihadirkan.
Pihaknya juga terus menghadirkan rute-rute baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Samarinda dan sekitarnya.
"Kemudian bicara ke Tanjung Selor (TJS) di Bulungan, sedang studi pasar. Biar bagaimanapun Samarinda mesti terhubung dengan Kaltara. Kalau memenuhi target pasar, akan kita buka ke Tanjung Selor. Karena jangan sampai sekadar buka rute sekadar jalan, tapi juga harus bermanfaat bagi masyarakat," jelas Maeka.
Kepala Seksi Teknik dan Operasi Bandara APT Pranoto Dwi Muji Raharjo menambahkan, saat ini, setiap hari sudah ada 22 pergerakan pesawat, jika ditambah dengan Makassar jadi 24 pergerakan.
Meski meningkat, jumlah ini masih jauh dibandingkan sebelum Covid-19 di mana ada 40 pergerakan pesawat.
“Saat ini belum kembali seperti sebelum Covid-19. Baru sekitar 50-55 persen,” ujarnya.
Penambahan rute dilakukan bertahap. Ketersediaan armada masih berproses. Tidak hanya rute baru, tapi frekuensi penerbangan juga ditargetkan terus bertambah.
"Selain menambah rute baru, kami mendorong teman-teman airlines untuk mendorong frekuensi penerbangan yang sudah ada. Selain itu, kami juga akan terus memperbaiki pelayanan. Salah satunya dengan menghadirkan dua garbarata,” jelasnya.
Jika terkait Garuda Indonesia, pihak maskapai menyatakan punya potensi pasar di Samarinda.
Hanya saat ini, maskapai terkendala armada. Karena Garuda Indonesia, dari sekitar 100-an armada, sekarang sekitar 50-an.
“Jadi Garuda Indonesia garis besarnya sekarang sedang menunggu, melihat, untuk menerbangi kembali Samarinda. Mereka ada meminta data terkait penumpang kita. Jadi, prinsipnya mereka mau balik lagi menerbangi Samarinda,” kata Dwi Muji.
Maskapai Air Asia yang juga melirik rute baru Samarinda (AAP) tujuan Denpasar (DPS) ada dua pertimbangan mendasar utama.
Pertama sebagai ibu kota provinsi Kaltim, pintu gerbang. Kedua, karena Samarinda juga kota penyangga Ibu Kota Nusantara, itu utamanya.
"Ini juga sudah disampaikan perwakilan Air Asia ke manajemen mereka. Soal kapan rute itu direalisasikan (rute Samarinda-Denpasar), noted dulu," pungkasnya.
