Penulis: Febri Ari Sandi
Samarinda, Presisi.co - Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Salehuddin, mengungkapkan bahwa angka stunting di Kaltim telah mencapai 23,7 persen, melebihi rata-rata nasional yang sekitar 21,9 persen.
Menurut Salehuddin, tingginya tingkat stunting di Kaltim berkaitan dengan pola asuh anak-anak di wilayah tersebut. Selain itu, pembangunan di Kalimantan Timur belum cukup memperhatikan inklusi gender, yang menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di daerah ini.
"Kasus stunting ini berkaitan dengan kesetaraan gender, terutama peran perempuan dan ibu-ibu yang belum maksimal dalam pembangunan. Kesalahan dalam pola asuh anak-anak kita menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada tingginya tingkat stunting," kata Salehuddin.
Lebih lanjut, politisi dari Partai Golkar itu menekankan pentingnya keterlibatan perempuan dalam program-program pembangunan di Kaltim, terutama karena hampir setengah dari penduduk Kaltim adalah perempuan.
"Program-program di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) harus merata dan memberikan kesempatan yang sama kepada laki-laki maupun perempuan, tanpa ada pembatasan gender," tambahnya.
Setelah Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemberdayaan Gender (PUG) disahkan, Salehuddin berencana untuk mengadakan pertemuan dengan Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim. Tujuannya adalah membahas revisi Perda nomor 2 tahun 2016, yang akan menjadi pedoman dalam pembangunan kesetaraan gender di Kaltim.
"Pertemuan dengan Pj Gubernur mungkin akan dilakukan dalam waktu 3 minggu atau 3 bulan ke depan agar revisi ini dapat segera disusun," ungkapnya. (*)
Editor: Redaksi
