search

Daerah

BullyingSamarindaTRC PPA Kaltim

Cegah Kasus Bullying Terjadi Lagi, TRC PPA Kaltim Ajak Pelajar Lakukan P5

Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 08 Oktober 2023 | 729 views
Cegah Kasus Bullying Terjadi Lagi, TRC PPA Kaltim Ajak Pelajar Lakukan P5
PENCEGAHAN BULLYING - Ratusan pelajar di SMKN 6 Samarinda mengikuti implementasi P5 untuk mencegah Bullying bersama TRC PPA Kaltim. ist

Samarinda, Presisi.co - Belakangan hari ini terjadi beberapa kasus perundungan (bullying) yang dilakukan oleh anak-anak sekolah terhadap rekan seusianya. Kasus perundungan terus menjadi sorotan publik.

Seperti belakangan kasus bullying di salah satu SMP Cilacap dan teranyar di sebuah SMA Denpasar, Bali.

"Hampir di sempajang 2023 ini di Samarinda belum kita temukan dan semoga tidak ada," kata Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC-PPA) Kalimantan Timur, Rina Zainun, Minggu (8/10).

Untuk pencegahan bullying, pihaknya tengah gencar sosialisasi ke sejumlah sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) di Samarinda.

Saat ini setiap sekolah sudah memiliki proyek P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang masuk dalam kurikulum merdeka.

P5 sendiri bertujuan untuk menciptakan dan memperkuat pelajar-pelajar tangguh yang sesuai amalan Pancasila.

Di Samarinda sendiri TRC PPA Kaltim hadir untuk menjadi pembicara dan memberikan pemahaman terkait bullying.

Pihaknya juga memberi penjabaran mengenai apa saja perilaku bullying, dampak terhadap korban dan pelaku perundungan itu sendiri.

"Kami beri pemahaman bahwa bullying telah melanggar sila ke dua. Karena harkat martabat seseorang tidak dihargai," tegasnya.

Pihaknya menilai P5 merupakan kurikulum yang sangat positif dan harus ditingkatkan setiap tingkatan sekolah.

Meski begitu, TRC PPA Kaltim berharap P5 dapat diterapkan saat awal penerimaan peserta didik baru (PPDB).

Sebab melalui P5 setiap pelajar diajarkan untuk bernalar kritis, memiliki kemampuan memecahkan masalah, gotong-royong, budi pekerti, mandiri dan pastinya saling menghormati tanpa membeda-bedakan.

"Jadi awal masuk sudah diajarkan. Diperkenalkan apa itu penerapan Pancasila, bahaya bullying seperti apa. Jadi saat proses belajar mengajar tinggal penerapan," imbaunya.