Gelar Sosialisasi, Kesbangpol Ingin Partisipasi Pemilih Samarinda Meningkat di Pemilu 2024
Penulis: Nelly Agustina
Kamis, 10 Agustus 2023 | 1.138 views
Samarinda, Presisi.co – Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Samarinda, Miftahulrizqa sebut kegiatan sosialisasi ini merupakan kegiatan rutin. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi publik terhadap politik.
“Jadi tinggal disesuaikan saja, jika sudah menuju tahun politik maka akan kita gencarkan terkait hal-hal teknis menuju pemilu,”ungkapnya usai acara Sosialisasi Pendidikan dengan tema “Meningkatkan Peran dan Partisipasi Masyarakat Menuju Pemilu 2024” di Hotel Horison Jalan Imam Bonjol, pada Kamis, 10 Agustus 2023.
Miftah mengatakan pihaknya mengundang berbagai unsur masyarakat, mulai dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, perwakilan Rukun Tetangga (RT), Perwakilan Mahasiswa, Partai politik. Sehingga sangat beragam cakupannya. Sedangkan pada tingkat kecamatan pihaknya gencar melakukan pendidikan politik untuk perempuan, khususnya ibu – ibu.
“Harapannya ibu-ibu dapat mengajak anggota keluarganya untuk berpartisipasi pada pemilu,” sebutnya.
Ia juga menjelaskan, pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi publik juga menyasar pada pemilih pemula. Utamanya tingkatan SMA se-Kota Samarinda. Pihaknya melakukan sosialisasi melalui upacara setiap hari senin.
“Kami juga kerja sama dengan sekolah agar bisa memberikan pendidikan politik,” jelasnya.
Kesbangpol Kota Samarinda sendiri, ujar miftah memiliki targetan partisipasi publik hingga melebihi angka 75 persen. Sebagaimana, angka tersebut merupakan targetan nasional.
Ia jelaskan pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2019, Kota Samarinda telah mencapai angka 72 persen, sehingga diharapkan mengalami peningkatan.
“Targetnya, melampaui target nasional yaitu 75 persen, dari tahun 2014-2019 ada peningkatan,” tuturnya.
Terkait pendekatan yang menargetkan kaum perempuan dan di dominasi oleh perempuan, pihaknya telah melakukan diskusi dan menemukan bahwa faktor genetik juga mempengaruhi partisipasi publik perempuan. Perempuan secara perkembangan sosial, terbiasa dan di didik menggunakan rasa pedulinya yang tinggi, sehingga hal tersebut mempengaruhi partisipasi perempuan.
“PR kita justru pada partisipasi laki-laki, angkanya hanya 73 persen, sedangkan pemilih perempuan mencapai angka 78 persen,” pungkasnya. (*)