search

Hukum & Kriminal

satu keluarga tewas di kalidereskalideres

Lebih Dalam Soal Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Karena Kelaparan?

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 11 November 2022 | 1.299 views
Lebih Dalam Soal Satu Keluarga Tewas di Kalideres, Karena Kelaparan?
Tempat Kejadian Perkara penemuan mayat satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat (sumber: istimewa)

Presisi.co – Sejumlah fakta penemuan mayat satu keluarga di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, diungkap oleh kepolisian. Salah satunya, keluarga itu menghilang sebelum peristiwa tersebut.

Keterangan itu diperoleh Suara.com, jejaring Presisi.co. Berdasarkan pengakuan sejumlah warga yang tidak ingin dibeberkan identitasnya, keluarga tersebut ternyata sudah menghilang selama dua bulan. Seorang diantaranya bahkan mengira keluarga tersebut sudah pindah rumah.

Namun, kecurigaan sudah muncul sejak Senin, 7 November lalu. Saat itu, bau busuk menyeruak dari dalam rumah tersebut. Meskipun demikian, Ketua RT, Asiung, mengatakan baru mengecek bersama personil kepolisian pada Kamis, 10 November 2022.

Asiung mengintip dari jendela rumah yang hanya terpasang kawat nyamuk. Tatkala menggeser gorden jendela, ia melihat ada sesok tubuh yang tergeletak di lantai. Ia kemudian langsung masuk ke dalam rumah dan menemukan empat di tempat berbeda. Satu ditemukan di kamar belakang. Satu jenazah di ruang tamu. Adapun dua jenazah lainnya ditemukan di kamar tengah.

Mati Karena Kelaparan?

Kepolisian kemudian mengamankan sejumlah barang bukti dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Barang bukti tersebut berupa baju korban, ponsel, buku rekening, hingga buku catatan.

Dari hasil temuan sementara, Kanit Kriminal Umum Polres Jakarta Barat, AKP Avrilendy, menyebut bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada jenazah keluarga tersebut.  Keterangan tersebut pun dibenarkan oleh Dokter Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Meskipun demikian, Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pasma Royce, menyebut bahwa berdasarkan pemeriksaan, lambung dari mayat tersebut tidak berisi makanan. Hal tersebut disimpulkan dari temuan otot-otot jenazah yang mengecil.

Keempat jenazah yang diketahui bernama Rudianto, 71 tahun, Margaret 58 tahun, Dian, 40 tahun, dan Budianto, 68 tahun, disebut tidak menerima nutrisi sejak tiga minggu lalu. Berdasarkan hasil otopsi, keempatnya juga diketahui meninggal di waktu yang berbeda-beda.

"Jadi itu dari bapaknya ibunya, iparnya semuanya di waktu berbeda meninggalnya. Sehingga pembusukannya masing-masing berbeda-beda," tutupnya. (*)

 

Editor: Bella