search

Berita

jokowiJoko Widodofaisal basrirefly harunPilpres 2024

Membaca Manuver Politik Jokowi

Penulis: Redaksi Presisi
Jumat, 04 November 2022 | 949 views
Membaca Manuver Politik Jokowi
Presiden Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka (Sumber: Istimewa)

Presisi.co – Manuver politik Presiden Jokowi sebelum masa jabatannya berakhir pada 2024 menjadi sorotan sejumlah akademikus dan pengamat politik. Dua diantaranya adalah Refly Harun dan Faisal Basri.

Dilansir dari Suara.com, dalam unggahan kanal YouTube-nya,berikutnya, Refly menilai Jokowi justru lebih sibuk mengurusi politik ketimbang merampungkan tugasnya. Salah satunya seperti mengizinkan menteri-menterinya untuk berlaga pada 2024.

"Saya punya hipotesa sebenarnya, mbok ya Presiden Jokowi (dalam) dua tahun terakhir pikirkan legacy yang baik aja. Nggak usah mikirin politik," kata Refly, Rabu, 2 November 2022.

"Kita kan jadi bingung, dia mengharapkan apa? Dia kan in power-nya sekarang," sambung Refly, yang langsung dibalas Faisal Basri dari sudut pandang psikologis.

"Kalau dari perspektif psikologi kan berarti Pak Jokowi merasa tidak aman kalau dia sudah tidak berkuasa," jelas Faisal.

"Karena itu dia perlu siapkan putra mahkota yang melindungi, kira-kira begitu?" balas Refly.

"Perlu memastikan bahwa yang menggantikan dia akan melindungi dia, atau yang lebih positif lagi yang menggantikan dia akan meneruskan rencana-rencana besar dia, misalnya ibu kota baru." Sindir Faisal

Akademikus Universitas Indonesia ini lantas menyindir seolah dunia politik Indonesia adalah bisnis keluarga. Menurutnya, hal ini turut dipikirkan oleh Jokowi untuk kelangsungan karier politik anak-anaknya ke depan.

Meski tidak menyebutkan nama, Faisal menggunakan contoh Solo yang dikaitkan dengan Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat sebagai wali kota.

“Itu akan kandas kalau saya tidak punya pengaruh lagi, karena kalau saya tidak jadi presiden lagi saya tidak punya pengaruh," kata Faisal. "Barangkali rakyat juga udah lupa. Jadi kalau anak saya mau maju di Jakarta entar nggak ada yang bisa bantu itu, selesai saja sampai Solo. Jadi memang ada insting politik untuk seperti itu," imbuhnya,

Meski demikian, Faisal menilai masih banyak politikus yang tak menggunakan cara pandang serupa. Namun yang menjadi persoalan utama Jokwowi saat ini adalah perasaan tidak aman apabila sudah tak lagi berkuasa pada 2024. (*)

 

Editor: Bella