Ada Potensi Trah Soekarno Tersingkir dari PDI Perjuangan Setelah Pilpres 2024 ?
Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 01 November 2022 | 832 views
Presisi.co – Sebagai pemenang Pemilu 2019, PDI Perjuangan adalah satu-satunya partai politik yang mampu mengusung capres dan cawapres secara mandiri pada 2024. Namun, posisi ini juga bisa menjadi bumerang untuk partai besutan Megawati Soekarnoputri itu.
Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, menyebut PDIP bisa menjadi lawan bersama bagi partai politik lain.
"PDIP memang “seksi”, bisa mengusulkan capres sendiri tanpa tergantung partai lain. Tetapi, ketika tidak lagi sejalan dengan penguasa, maka keseksiannya bisa menjadi bumerang: target 'dikudeta'," tulis Anthony Budiawan di akun twitternya @AnthonyBudiawan, Selasa, 1 November 2022 dikutip dari Suara.com, jejaring Presisi.co
Anthony menilai isu kudeta bisa terjadi pada 2024. Adapun targetnya, adalah melengserkan Megawati atau menghilangkan trah soekarno dari PDIP. Salah satu indikasi tersebut bisa dilihat dari ucapan salah satu relawan Ganjar Pranowo. Ia mendoakan agar Presiden Jokowi bisa menggantikan Megawati sebagai Ketum PDIP pada 2024.
"Tidak tanggung-tanggung, target penghancuran langsung diarahkan ke Puan dan Megawati," katanya.
Selain itu, Anthony juga menyinggung relawan Sahabat Ganjar Pranowo 2024 yang meminta KPK segera memeriksa Ketua DPR Puan Maharani dalam kasus korupsi E-KTP. Mereka menilai semua nama yang disebut Setya Novanto, termasuk Ganjar Pranowo, sudah diperiksa KPK. Namun hingga saat ini hanya Puan Maharani belum diperiksa lembaga antirasuah
"Perselisihan semakin keras dan terbuka. Pertama, Puan langsung jadi sasaran tembak. Sekelompok orang mengaku Sahabat GP 2024 minta KPK periksa Puan dalam skandal E-KTP: permintaan wajar atau politis? Puan dianggap penghalang untuk bisa capreskan Ganjar?" kata dia.
"Artinya, Megawati akan dikudeta? Apakah akan ada “PDIP tandingan” dan Megawati tersingkir? Apakah tanda Trah Soekarno akan berakhir?" ungkapnya.
Anthon pun mengaku menanti respon Megawati terhadap isu yang belakangan berkembang di masyarakat.
"Apakah Megawati akan diam saja? Kekuatan Megawati semakin melemah? PDIP sudah terpecah: semakin banyak yang mendukung Ganjar, bahkan mendukung Jokowi? Atau Megawati akan melawan, dan balik “kudeta” Jokowi, melalui parlemen, seperti kejatuhan Gus Dur? Apakah Megawati masih mampu?" pungkasnya. (*)