Melihat Bangkitnya Gerakan Pemuda Kota Tepian dari Aksi Samarinda Muda
Penulis: Jeri Rahmadani
Minggu, 24 April 2022 | 1.217 views
Samarinda, Presisi.co - Ibadah puasa Ramadan memang menjadi momentum untuk menunjukkan perhatian, sekaligus berbagi kebahagian. Demikian pula yang ditunjukkan oleh gerakan pemuda Kota Tepian bernama Samarinda Muda.
Ketua Umum Samarinda Muda, Andi Muhammad Afif Rayhan Harun bahkan secara khusus memboyong anggotanya ke Yayasan Joint Adulam Ministry (JAM) Samarinda di Jalan Rimba, Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Sungai Kunjang.
Afif mengaku tergerak setelah mendengar kabar dari salah satu anggotanya, yang menyebut, JAM Samarinda yang sejatinya menampung 140 pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).
"Gerakan ini untuk merubah paradigma bahwa gerakan pemuda di Kota Samarinda itu tidak mati," ucap Afif kepada awak media pada Minggu, 24 April 2022.
Selain datang untuk berbagi pengalaman dan wawasan, Afif sapaan anggota Komisi I DPRD Samarinda itu juga hadir membawa bantuan makanan dan donasi yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh anggota Samarinda Muda.
Afif menyatakan semua manusia punya hak yang sama, meski sebagian di antaranya telah kehilangan kewajaran.
"Ada rasa kagum, sedih, karena beberapa pasien sudah banyak yang sadar, tapi keluarga mereka belum mau menerimanya kembali," terangnya.
Afif menegaskan pasien ODGJ harus mendapat perhatian serius baik oleh lembaga legislatif maupun eksekutif di Kota Samarinda. Pun demikian atas stigma terhadap ODGJ, bahwa mereka yang sudah sembuh sejatinya pantas untuk diterima kembali.
"Artinya, keluarga mereka bisa segera mengambil pasien ODGJ agar di tempat penampungan seperti ini juga tidak penuh," paparnya.
Staf pengurus Yayasan JAM Samarinda, Diana, menuturkan bahwa sejak dirintis pada 1999 silam. Operasional yayasan mereka, lebih banyak terbantukan oleh sumbangan donatur.
"Sangat jarang sekali dari dinas-dinas itu, paling sering pendanaan itu dari donatur. Jadi bantuan dari gerakan pemuda Samarinda Muda ini kami harapkan bukan yang terkahir kalinya," harap Diana.
Diana menyebut staf pengurus Yayasan JAM Samarinda terkini hanya sekitar 4-5 orang, pun pihaknya kerap merasa kesulitan kala mengurus ratusan pasien ODGJ. Ia mengaku hanya semangat pelayanan saja yang membuat para pengurus masih terus bertahan.
"Karena memang pada awalnya masih muda dan masih kuat waktu itu, tujuannya untuk melakukan hal-hal bermanfaat. Moto kami memprioritaskan orang-orang yang terpinggirkan," sebutnya.
Diana menegaskan, pasien ODGJ yang diterima pihaknya juga tak hanya berasal dari umat Kristiani saja, kendati berlaku untuk seluruh kalangan.
Adapun kegiatan rutin yang dilakukan bersama pasien ODGJ mulai pukul 04.30 Wita dengan menghaturkan doa, kemudian berlanjut mandi, memasak, hingga beres-beres pakaian bersama pasien ODGJ.
"Itu agar mereka merasa hidup mereka itu berarti," pungkasnya. (*)