search

Advetorial

andi harunRPH Tanah MerahDinas Pertanian dan Ketahanan PanganPemkot Samarinda

Wali Kota Andi Harun Ingin RPH Tanah Merah Jadi yang Terbaik di Indonesia

Penulis: Jeri Rahmadani
Kamis, 14 April 2022 | 1.577 views
Wali Kota Andi Harun Ingin RPH Tanah Merah Jadi yang Terbaik di Indonesia
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Samarinda, Endang Liansyah. (Jeri Rahmadani/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bakal menjadikan Rumah Potong Hewan (RPH) Tanah Merah sebagai pusat RPH di Kalimantan Timur (Kaltim) dan dipercantik menjadi kawasan ekowisata.

Hal tersebut diungkapkan langsung Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Samarinda, Endang Liansyah, usai memaparkan Detail Engineering Design (DED) pemanfaatan RPH Tanah Merah kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun, pada Kamis, 14 April 2022 di Balai Kota.

"Namun kami akan review ulang, karena pak wali kota (Andi Harun, Red) ingin RPH kita jadi yang terbaik di Indonesia. Fasilitas lengkap dan mewah. Itu keinginan pak wali kota, kami siap," kata Endang Liasnyah kepada awak media.

Liansyah menerangkan, pihaknya akan meninjau kembali 'siteplan' DED yang sebelumnya dibuat pada tahun 2017 tersebut. Dalam sepekan ini, bebernya, sedang dicari konsultan ahli untuk menyesuaikan rencana pemanfaatan RPH Tanah Merah dengan menyelaraskan visi misi Wali Kota Andi Harun dan wakilnya Rusmadi.

"Itu kerjanya bisa sampai dua bulan untuk review siteplan. Minggu ini kami harus mencari konsultannya. Sementara perencanaan itu diperkirakan berjalan tahun depan (2023, Red)," paparnya.

 

Diketahui, lahan yang tersedia atas rencana pemanfaatan RPH Tanah Merah ini adalah seluas 22 hektare. Lahan tersebut dipastikan tersertifikasi merupakan lahan milik pemkot.

Nantinya, jelas Liansyah, lahan 22 hektare tersebut bakal diisi RPH sapi, RPH kambing, serta Rumah Potong Unggas (RPU) yang terintegrasi. Selain itu, ada pula klinik hewan, taman buah, hingga kegiatan perlombaan hewan kesayangan guna menunjang kawasan RPH menjadi ekowisata.

"Anggaran DED dari dinas belum tahu. Konsultan masih diskusi dengan kita, setelahnya baru akan ketahuan. Sudah ada angka sementara, sekitar Rp 70 miliar. Tapi itu masih ditinjau ulang. Dipersempit lagi supaya bisa maksimal karena DED dari data lama tahun 2017. Itu yang ingin direvisi," jelasnya.

Sebagai informasi, RPH Tanah Merah sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kota Samarinda berasal dari sewa kandang dan jasa pemotongan hewan.

Pada 2021 lalu, RPH Tanah Merah mampu menyumbang sekitar Rp 300 juta dalam setahun. Angkanya bisa lebih banyak jika dilakukan peningkatan prasarana.

RPH di Kecamatan Samarinda Utara itu juga sempat ditinjau langsung Wali Kota Andi Harun pada Senin, 7 Maret 2022 lalu. Disimpulkan, aset yang terbilang mewah itu belum produktif lantaran masih sedikitnya dukungan dari pemerintah.

Mengenai penyesuaian tarif RPH Tanah Merah dalam pemaparan DED sendiri, dijelaskan Liansyah berada di wilayah BPKAD dan Bapenda Samarinda.

"Sekarang pemotongan sapi Rp 33 ribu per ekor, di Balikpapan Rp 50 ribuan, artinya perlu naik dan penyesuaian lagi. Kemungkinan penambahan kandang juga, jadi tunggu hasil finalnya saja," pungkasnya. (*)

Editor: Yusuf