PPKM Darurat Balikpapan: Salat Jumat Ditiadakan, Sekolah Tatap Muka Dibatalkan
Penulis: Nur Rizna Feramerina
Kamis, 08 Juli 2021 | 1.923 views
Balikpapan, Presisi.co - Terhitung Kamis 8 Juli 2021, Balikpapan menerapkan PPKM darurat. Ini setelah Balikpapan mengalami lonjakan kasus Covid-19 yang sangat tinggi. PPKM darurat ini akan berjalan hingga 20 Juli 2021 mendatang.
"Kami sudah menerima surat dari pemerintah pusat bahwa Balikpapan masuk dalam PPKM darurat," ujar Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, Rabu 7 Juli 2021.
Tidak jauh berbeda dengan PPKM darurat Jawa-Bali, kebijakan yang diterapkan di Jawa-Bali juga akan diterapkan di Balikpapan. Seperti menutup mal pada pukul 17.00 Wita juga membatasi aktivitas kuliner sampai pukul 20.00 Wita. Serta menutup segala aktivitas hiburan masyarakat.
Untuk tempat ibadah juga akan dilakukan pengetatan. Rahmad menyebutkan untuk sementara salat Jumat berjamaah ditiadakan. "Bukan dilarang salat Jumat, bisa diganti dengan salat zuhur, karena ini kondisi darurat," tegasnya.
Keputusan peniadaan sementara salat Jumat ini dibarengi fatwa Majelis Ulama Indonesia. Di mana kapasitas salat berjamaah maksimal 25 persen dari kapasitas masjid dan tidak menyarankan anak-anak orangtua salat di masjid.
Di sisi lain, PPKM darurat secara otomatis membatalkan rencana pembelajaran tatap muka pada 12 Juli 2021. Pembelajaran akan tetap dilakukan secara daring. Penyekatan juga dilakukan di sejumlah titik agar meminimalisasi mobilitas masyarakat. Menurut Rahmad, penyekatan ini bisa berjalan efektif karena banyak masyarakat yang bekerja dari rumah.
Jalur-jalur yang disekat dalam PPKM darurat ini adalah wilayah yang dinilai memiliki tingkat keramaian tinggi seperti di Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MT Haryono, Jalan MT Haryono Dalam (BJBJ), Pasar Segar dan Jalan Indrakila.
Juru Bicara Satgas Covid-19 sekaligus Kepala Dinas Kesehatan Balikpapan Andi Sri Juliarty menyebut, Balikpapan telah memenuhi indikator untuk menjalankan PPKM darurat. Salah satunya adalah tingkat keterisian rumah sakit yang telah 100 persen.
Seluruh pelayanan Covid-19 sudah penuh. Demikian juga dengan angka kematian yang terus bertambah. Dia menyebut, dua hari belakangan angka kematian di Balikpapan mencapai 19 dan 20 orang. "Kemudian tenaga medis juga sudah banyak yang terpapar. Di hulu kami sudah berusaha menahan, tetapi jebol juga," katanya.
Saat ini, sekitar 50 tenaga medis tengah menjalani isolasi mandiri di rumah. Dia menyebut sudah terjadi ketidakseimbangan antara kecepatan kasus penularan dengan kecepatan rumah sakit saat mengkonversi kamar-kamarnya. (*) Editor: Rizki