14 Ribu Calon Pelanggan PDAM Samarinda Belum Dilayani, Ini Jawaban Humas Perumdam Tirta Kencana
Penulis: Jeri Rahmadani
Kamis, 03 Juni 2021 | 1.562 views
Samarinda, Presisi.co – Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menilai Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Tirta Kencana Samarinda masih belum mampu melayani kebutuhan air bersih di Kota Tepian.
Hal itu dituangkan dalam status Facebook pribadinya saat membahas dua permasalahan lawas ibu kota Kaltim. Yakni, pengelolaan sampah dan kebutuhan air bersih.
Andi Harun akan merajut kerja sama dengan investor Korea Selatan guna mengatasi hal tersebut. Perwakilan perusahaan datang ke Samarinda pada 14-16 Juni 2021 untuk menindaklanjuti rencana bisnis itu.
Andi Harun mendatangkan investor asing untuk mengelola air bersih dan sampah karena terdapat beberapa alasan mendasar.
Pertama, Perumdam Tirta Kencana Samarinda masih memerlukan dana puluhan miliar untuk jangka pendek dan ratusan miliar untuk jangka panjang untuk mengerjakan IPA Sungai Kapih, pengembangan kapasitas, pembangunan IPA baru lainnya, serta peremajaan infrastruktur. Termasuk, upaya pemkot menuju digitalisasi tata kelola air bersih Samarinda untuk jangka menengah dan panjang. "Bukankah semua tahu soal pelayanan air bersih secara bergilir? Juga semua tahu ada 14 ribuan calon pelanggan baru yang belum bisa dilayani? Termasuk semua tahu kalau masalah air keruh belum juga tuntas. Pokoknya semua tahu masalah air bersih kita," tulis Andi Harun, Rabu 2 Juni 2021.
Sebab itu, lanjutnya, tak mungkin dengan keinginan perbaikan pelayanan bagi masyarakat semua bertumpu pada APBD Samarinda. Apalagi masih pandemi. Sehingga peran investor sangat strategis dan vital bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah.
Asisten Manajer Kesekretariatan dan Humas Perumdam Tirta Kencana Samarinda, Muhammad Lukman menyambut baik langkah wali kota. "Mudah-mudahan terwujud. Kami mendukung. Apalagi bisa dilibatkan," ungkapnya, Kamis 3 Juni 2021.
Lukman belum dapat memastikan estimasi anggaran keseluruhan untuk dapat menyalurkan air bersih di seluruh Samarinda. "Mengenai anggaran pembangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), kami tidak terlibat dan tidak tahu. Kalau proyek fisik sudah selesai, baru diserahkan ke kami untuk dioperasikan," tuturnya.
"Kalau untuk di IPA Kalhol itu digarap Badan Wilayah Sungai (BWS). Itu anggaran pusat," lanjutnya.
Lukman pun tak dapat memastikan berapa kebutuhan anggaran untuk dapat mengalirkan air bersih di seluruh Samarinda. "Kami tidak tahu. Yang penting kami dibangunkan, diserahkan, kemudian kami kelola. Kami hanya operator. Anggaran itu tergantung apa yang dibutuhkan," tegasnya.
Mengenai peremajaan fasilitas Perumdam, semisal IPA, Lukman menegaskan saat ini belum ada yang perlu diremajakan. Paling dekat hanya pengajuan untuk uprating IPA. "Masih menunggu sponsor, bantuan pemerintah pusat, dan provinsi," ungkapnya.
Pembangunan IPA yang kurang memadai disebutnya sebagai musabab 14 ribu calon pelanggan belum dilayani hingga kini. "Tindak lanjut dari kami, sedang ada progres pembangunan IPA Sungai Kapih kapasitas 200 liter per detik. Kemudian IPA Kalhol 250 liter air per detik. Kalau itu selesai, kami buka penyambungan baru," tuturnya.
Lukman mengatakan, instruksi khusus yang diberikan wali kota kepada Perumdam Tirta Kencana biasanya disampaikan dalam rapat-rapat pemkot. "Beliau (wali kota) juga membantu mencari dukungan anggaran. Karena kemarin anggaran IPA Sungai Kapih itu terpotong anggaran Covid-19 beberapa miliar rupiah. Harusnya bisa selesai kalau tidak dipotong," ungkap Lukman.
Ia mengakui banyaknya pelanggan yang mengeluhkan air bergilir. Itu biasanya karena ada kerusakan atau perbaikan pipa bocor. Yang pasti, ditegaskannya setiap terjadi kendala, petugas Perumdam sigap memperbaiki agar kembali lancar. "Kami ada lima tangki di Posko Cendana. Milik swasta 11 tangki. Itu percepatan ketika ada gangguan. Mereka suplai ke wilayah terdampak," paparnya.
"Kalau swasta yang menjual, bergantung jarak. Kalau dari tangki resmi kami, itu dibagikan gratis," tambahnya.
Lukman menyarankan setiap pelanggan Perumdam Tirta Kencana dapat menyiapkan tandon cadangan guna menyimpan air kala terjadi perbaikan mendadak.
Sepekan Air Bersih Tak Jalan
Warga Pelita III, Kecamatan Sambutan, Samarinda, Tris Wahyudi terpaksa menunda cuci baju dan urusan yang berkenaan dengan air. Pada 21 Mei 2021, saluran air di rumahnya ngadat sembilan hari. "Alasan mereka biasanya pasokan air kurang dan ada endapan lumpur di IPA Selili pasca bangai," ungkap Tris.
Saat pasokan air tak ada, terpaksa Tris membeli air tandon keliling. Harganya Rp 100 ribu untuk dua tandon berisi 1.400 liter air yang cukup selama dua pekan.
Jika air tidak mengalir sebulan penuh, otomatis 10 tandon harus dibeli. "Kurang lebih Rp 1 juta. Pada September 2020 saya mengalami," bebernya.
Tris memilih membeli air tandon keliling ketimbang memesan ke PDAM. Hal itu lantaran pengantaran yang relatif lama. "Baru diantar setelah tiga sampai empat hari kemudian," tuturnya.
Dirinya pasang PDAM pada 2017. Sejak 2020 saja pasokan air rajin ngadat. Ia pernah mengkritik kinerja Perumdam Tirta Kencana melalui Facebook pribadinya beberapa waktu lalu. (*)