search

Daerah

Tepian Mahakam Ditutup Sementara untuk Malam HariPedagang Dilarang Berjualan di Tepian Mahakam Samarinda Andi HarunPenerapan Protokol Kesehatan di Samarinda

Pedagang Tepian Mahakam Menanti Kepastian Kebijakan Pemkot Samarinda

Penulis: Jeri Rahmadani
Rabu, 02 Juni 2021 | 1.010 views
Pedagang Tepian Mahakam Menanti Kepastian Kebijakan Pemkot Samarinda
Suasana Tepian Mahakam Samarinda di siang hari. (Jeri Rahmadani/Presisi.co)

Samarinda, Presisi.co – Pemkot Samarinda tengah berupaya meningkatkan kawasan ruang terbuka hijau (RTH). Ini demi mencapai 30 persen dari 717,4 kilometer persegi luas Samarinda. Rencana itu bukan sekadar basa-basi. Perda 2/2014 tentang Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW) Samarinda 2014–2034 yang mengamanatkannya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani menjelaskan, jumlah seluruh RTH di Samarinda saat ini hanya sekira 5 persen. "Kami sedang mengkaji bersama Politani untuk menghitung ulang dan memetakan potensi RTH Samarinda," ungkap Nurrahmani, Rabu 2 Juni 2021.

Perempuan yang karib disapa Yama itu menanggapi rencana pengembalian fungsi RTH di Tepian Mahakam. Menurutnya, selama ini ada titik-titik tempat tumbuhnya rumput yang fungsinya hilang. "Bisa jadi karena tempat lapak pedagang dan terinjak pengunjung," paparnya.

Sejauh ini, kata Nurrahmani belum ada perwali maupun perda yang mengatur pedagang secara khusus di kawasan RTH. Dia menjelaskan, status RTH dan aspek ekonomi para pedagang di Tepian Mahakam masih dikaji lintas organisasi perangkat daerah (OPD).

Hal itu turut dibenarkan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Samarinda, Ibnu Araby. Ia menuturkan pemkot masih fokus pada fungsi RTH di kawasan tersebut. "Kami masih mendata PKL di sana," ucapnya.

Ibnu menjelaskan, status kawasan Tepian Mahakam ini juga masih dibahas lintas OPD. Berdasarkan data yang dipegang Ikatan Pedagang Tepian Mahakam (IPTM), diketahui terdapat 130 pedagang yang bertengger di depan Kegubernuran Kaltim.

Akhirnya Berjualan Keliling

Sejak Pemkot Samarinda melarang berjualan di Tepian Mahakam terhitung 15 Mei 2021 lalu, pedagang pentol bakar, Heldy mengaku sekarang berjualan keliling. "Kadang di samping Rumah Sakit Dirgahayu. Terkadang di pasar malam," tuturnya kepada Presisi.co.

Heldy tetap bersyukur dalam situasi apapun. Ia menyebut, meski ia berharap dibina dan diberi kebijakan oleh Pemkot Samarinda supaya boleh jualan di sana lagi. "Nanti hanya membuat para pengganguran malah tambah parah," keluhnya.

Sudah jelas Tepian Mahakam jadi sumber rezeki pedagang. Lantaran saat ini tidak berjualan di Tepian, Heldy mengaku pendapatannya menurun separuh lebih. Biasanya bawa pulang Rp 200 ribu sehari, kini hanya Rp 60 ribu. "Lokasi Tepian sudah mendarahdaging bagi kami," ungkapnya. (*)

Editor: Rizki