search

Advetorial

Ananda Emira MoeisPDI PerjuanganDPRD KaltimJalan tanah datar rusak

Jalan di Tanah Datar Rusak Parah, Ananda Emira Moeis Pantau Realisasi Rencana Perbaikan

Penulis: Yusuf
Jumat, 23 April 2021 | 532 views
Jalan di Tanah Datar Rusak Parah, Ananda Emira Moeis Pantau Realisasi Rencana Perbaikan
Ananda Emira Moeis saat hadir di tengah warga dalam kegiatan Reses Anggota DPRD Kaltim beberapa waktu lalu. (ist)

Samarinda, Presisi.co – Kondisi Jalan Tanah Datar yang babak belur, turut menjadi perhatian Anggota DPRD Kaltim Ananda Emira Moeis. Politikus PDI Perjuangan itu menyebut, jalan Poros Samarinda- Bontang yang selama ini menjadi sorotan dan viral di social media, harus segera diperbaiki.

Ananda Emira Moeis yang juga merupakan Anggota Komisi III DPRD Kaltim itu bahkan mendesak Pemerintah Pusat untuk segera bertindak. Itu ia sampaikan, lantaran khawatir, kerusakan yang terjadi di Tanah Datar, dapat mengancam nyawa pengendara yang melintas dan menghambat aktivitas ekonomi, karena kerusakan yang terjadi turut menyebabkan macet lalu lintas dalam waktu yang sangat lama.

“Ini statusnya Jalan Nasional. Maka dari itu, saya pantau terus sesuai fungsi kontrol kami di DPRD agar jalan tersebut segera diperbaiki. Kalau perlu, Komisi III akan terus mengejar, agar persoalan tersebut segera diatasi,” tegas Ananda pada Jumat 23 April 2021.

Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kaltim itu menambahkan, perbaikan Jalan Poros Samarinda-Bontang, tepatnya di wilayah Tanah Datar itu sendiri, sejatinya telah direncanakan akan segera dimulai pada Mei mendatang.

“Makanya kami pantau, bagaimana realisasinya,” terang Ananda, mengingat Kantor Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) XII merupakan perpanjangan tangan Pemerintah Pusat di Kaltim. 

Ananda kembali menegaskan keberadaan jalan Poros Samarinda – Bontang merupakan salah satu objek vital yang menjadi akses hilir-mudik kendaraan angkutan logistik, bahan makanan, dan kebutuhan pokok lainnya. Karenanya, jika kondisi jalan rusak dan arus lalu lintas tersendat, maka semua distribusi kebutuhan pokok juga terhambat. (*)

Editor: M. Yusuf