Mengenal Pasar Gratis Samarinda, Bagikan Pakaian dan Buku Cuma-Cuma, Politisi Dilarang Kasih Dana
Penulis: Jeri Rahmadani
Jumat, 26 Maret 2021 | 1.519 views
Samarinda, Presisi.co – Tak semuanya bisa dinilai dengan duit. Hal itulah yang ditunjukkan solidaritas masyarakat yang satu ini. Mereka menggelar pasar gratis di Kota Tepian. Siapapun boleh membawa pulang buku dan pakaian.
Sekelompok pemuda berisi sekitar 20 orang ini tidak memberi nama khusus untuk komunitas ini. Tidak ada pula struktur hierarki ketua, sekretaris, dan bendahara seperti organisasi pada umumnya. Mereka bergerak dengan sejajar mengusung konsep do it yourself (DIY).
Bakunin, bukan nama sebenarnya, mengaku menggagas pasar gratis sejak Januari 2021 bersama dua rekannya. Hingga 15 Februari 2021, pasar gratis dibuka perdana di Jalan Juanda 7, Samarinda.
"Motivasi kami bukan hanya pandemi. Namun karena ketimpangan sosial yang terjadi," ungkap Bakunin saat disambangi Presisi.co, Kamis 25 Maret 2021.
Dikatakan Bakunin, awal mula berdirinya pasar gratis ini berasal dari konsep rakyat bantu rakyat. Sehingga ketika ada yang mau berdonasi, ia menerimanya. “Kalau ada orang yang mau ambil, ya silakan ambil sesuai kebutuhan," ucapnya.
Meski demikian, Bakunin menegaskan, pembukaan donasi dilakukannya secara selektif. Dalam seleksi, uji kelayakan barang disebutnya merupakan nomor kesekian.
"Yang paling utama, jangan mendonasi untuk menggiring opini. Misalnya politisi. Kami bergerak secara sosial. Jadi jangan ditunggangi politik," ungkapnya menekankan kemandirian gerakannya.
Saat ini, ujar Bakunin, pasar gratis sudah berjalan dua kali. Bukanya mulai pukul 15.00-19.00 Wita. Tapi hari bukanya belum pasti. Sebab bergantung pada sumber daya manusia yang ada.
"Karena yang mahasiswa hanya beberapa orang. Sisanya kebanyakan pekerja. Jadi kami ada keterbatasan," paparnya.
Bakunin mengaku banyak masyarakat terkejut pada pasar gratis ini. "Ini benar-benar gratis?" menjadi pertanyaan yang sering didengarnya. Ini lantaran masyarakat terlalu terbiasa dengan pertukaran nilai dengan menggunakan uang.
"Karena di kepala kita tertancap setiap transaksi harus menggunakan uang. Padahal kita bisa saling berbagi," terangnya.
Bakunin berharap pasar gratis ini tidak hanya diisi dengan pakaian dan buku gratis. Namun juga jasa gratis. Seperti pangkas rambut yang hadir saat pembukaan pasar gratis di depan Universitas Mulawarman, Minggu 21 Maret 2021.
"Dari awal kami sudah mengkonsepkan, kamu punya keahlian apa? Jasa apa? Jika ingin bersolidaritas bisa buka di situ," jelasnya.
Penerimaan donasi dikatakan Bakunin diharapkan berupa barang dan makanan. "Kami mau minimalkan uang. Jadi kami terima barang, baju, buku, dan kebutuhan masyarakat," lanjutnya.
Bakunin menyebut, para donatur banyak berasal dari Instagram. Namun ia mengupayakan mencari rekam jejaknya sang donatur juga.
"Kalau memang dia tidak ada kepentingan, kami mau menerima," pungkasnya. (*)