search

Advetorial

Kaltim Sterildprd kaltimisran noorrusman yaqub

Anggota DPRD Tanggapi Klaim Isran Terkait Kaltim Steril

Penulis: Erlina
Jumat, 26 Februari 2021 | 586 views
Anggota DPRD Tanggapi Klaim Isran Terkait Kaltim Steril
Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub.

Samarinda, Presisi.co - Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Rusman Yaqub menyoroti hasil evaluasi Gubernur Kaltim, Isran Noor terkait penerapan Kaltim Steril yang saat itu dilaksanakan pertama kali pada 6 dan 7 Februari lalu.

Menurut Rusman, klaim Isran terkait suksesnya Kaltim Steril selama weekend itu harus ditunjukkan dengan data pendukung. Apalagi, pelaksanaanya baru sekali dan sempat menimbulkan polemik dan panic buying, sehari sebelum Kaltim Steril berlaku.

"Jangan cepat klaim bahwa itu sudah ada hasilnya. Itu kan baru diterapkan satu kali pasca instruksi Gubernur soal Kaltim steril,” kritik Rusman saat dihubungi, Jum’at (26/2/2021).

Menurut Ketua DPW PPP Kaltim itu, Pemerintah hendaknya fokus meningkatkan kesadaran masyarakat akan protokol kesehatan yang dianggapnya belum kolektif. Karena itu, Pemerintah Daerah disebutnya, harus menambah alternatif pendekatan lain, agar penerapan Prokes di kalangan warga, benar-benar menekan laju penyebaran kasus corona di Kaltim. 

“Jika kesadaran itu sudah terbangun maka enggak perlu Kaltim steril, semuanya akan jalan dengan sendirinya,” tegasnya

Diberitakan sebelumnya, Gubernur Kaltim, Isran Noor menjelaskan bahwa evaluasi ‘Kaltim Steril’ adalah dengan melihat ketaatan dan kepatuhan masyarakat, evaluasi pandangan masyarakat, serta evaluasi pelaksanaanya, meskipun kebijakan tersebut menuai pro dan kontra.

“Jadi ketika Kaltim steril kemarin itu banyak yang protes, itu wajar, tapi saya lihat secara umum masyarakat masih lebih banyak yang setuju dan mematuhi. Saya sempat keliling di Samarinda dan Balikpapan, dua hari itu memang sepi tidak ada kegiatan,” kata Isran.

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa Kota Balikpapan dan Samarinda memiliki tingkat kepatuhan di atas 80% terkait penerapan ‘Kaltim Steril”.

“Data yang ada Kota Samarinda dan Balikpapan di atas 80%, karena pada hari itu sepi, ada warung yang buka karena dia tinggal di situ tapi tidak ada pembelinya,” tandasnya. 

Editor : Oktavianus