search

Advetorial

e-commerceEkonomi DigitalUMKM KukarDiskominfo Kukar

Pandemi Menyerang, UMKM di Kukar Beralih Pola Bisnis Daring

Penulis: Rofi
Senin, 30 November 2020 | 450 views
Pandemi Menyerang, UMKM di Kukar Beralih Pola Bisnis Daring
Smart info harga kebutuhan pokok (Sihabok) aplikasi buatan Disperindagkop Kukar yang kini dapat diakses secara online.

Tenggarong, Presisi.co - Laporan e-Conomy SEA 2019 mengungkapkan, Indonesia menjadi negara dengan nilai perekonomian digital terbesar di kawasan Asia Tenggara, melalui transaksi e-commerce. Artinya peluang berwirausaha secara online sangat menjanjikan di Indonesia.

Terlebih di masa pandemi Covid-19, jual beli secara online menjadi cara yang cukup efektif untuk dapat meningkatkan penjualan. Dibuktikan oleh pelaku Kegiatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kutai Kartanegara.

Walau sempat mengalami penurunan penjualan, namun industri ruahan dan UMKM Kembali bangkit setelah saling bekerjasama dan beralih menggunakan metode penjualan secara online. Dikatakan Kepala Bidang (Kabid) Perindustrian, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sarimin, bisnis secara daring kini menjanjikan. Cara tersebut dinilai mampu mendongkrak perputaran rodan perekonomian UMKM.

“Rata-rata UMKM yang ada di Kukar, banyak dari mereka yang sekarang beralih ke online, untuk persentase sendiri itu sekitar 40-50 persen pengusaha yang mengunakan online,” ujarnya.

Selama ini, kata dia, Disperindag telah membantu UMKM dalam membentuk Kelompok Usaha Bersama. Namun ketika Pandemi Covid-19 menyerang, maka usaha yang tadinya lancer terjadi penurunan.

“Selain itu, kami juga membentuk KUB atau Kelompok Usaha Bersama, yang dimana 1 kelompok tersebut berisi minimal 20 anggota, dan juga ada kelompok yang mereka buat secara pribadi itu berisi 10-15 anggota,” ungkapnya.

Selanjutnya pembentukan KUB tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pelaku usaha. Nantinya, agar bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitar.

“Kelompok itu dibentuk penguatan UMKM. Jika ada masalah, pelaku usaha dapat saling berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti pihak desa, kecamatan, BUMDES, atau pun CSR (Corporate Social Responsibility),” pungkasnya.