search

Ekonomi

ResesiMahfud MDDampak Resesi

Mahfud MD Sebut Potensi Resesi Indonesia Capai 99,9 Persen, Ini Deretan Dampaknya

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 31 Agustus 2020 | 849 views
Mahfud MD Sebut Potensi Resesi Indonesia Capai 99,9 Persen, Ini Deretan Dampaknya
Ilustrasi

Presisi.co - Ancaman resesi dampak penyebaran kasus Covid-19 di Indonesia kian tak terhindari. Menkopolhukam Mahfud MD menyebut, Indonesia hampir dipastikan masuk resesi September mendatang. Meski demikian, ia meminta masyarakat tak perlu khawatir karena resesi bukanlah krisis ekonomi.

"Sementara kehidupan ekonomi turun terus. Bulan depan hampir dapat dipastikan 99,9% akan terjadi resesi ekonomi di Indonesia," kata Mahfud, seperti yang Presisi lansir dari Detik.com

Terkait itu, sejumlah ekonom dari sumber yang sama angkat bicara terkait dampak ekonomi yang disebabkan oleh resesi tersebut.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menyebut dampak resesi adalah maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK). Kemudian, pekerja yang memiliki kontrak jangka pendek kemungkinan tidak diperpanjang.

"Tentu saja perusahaan-perusahaan yang punya kontrak jangka pendek atau kontraknya terbatas misalnya, dia tidak akan dilanjutkan untuk perpanjangan kontrak. Kemungkinan itu terutama bagi industri-industri yang terpengaruh sampai akhir tahun bahkan sampai tahun depan seperti industri penerbangan dan sebagainya itu yang saya kira masih relatif terkendala," katanya kepada detikcom seperti ditulis, Senin (31/8/2020).

Senada, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Mohammad Faisal menjelaskan PHK banyak terjadi saat resesi karena permintaan atau konsumsi dari masyarakat akan menurun. Para pengusaha pun terpaksa harus melakukan efisiensi terhadap karyawannya.

"Masyarakat bawah daya belinya turun, masyarakat atas punya uang tapi dia berhati-hati dalam spending sehingga pelaku usaha itu kan bergantung kepada pembelian konsumen. Kalau yang beli sepi maka pelaku usaha, produsen-produsen, pabrik-pabrik yang jualan pasti akan turun dari sisi penjualan, kalau turun terpaksa dia melakukan efisiensi salah satunya PHK karyawan," jelasnya.

Saat banyak PHK terjadi, lanjutnya, otomatis pengangguran di Indonesia akan semakin meningkat dan begitu juga dengan jumlah masyarakat miskin akan semakin bertambah.

"Kalau banyak karyawan di PHK berarti pengangguran meningkat, kalau meningkat daya beli masyarakat turun dan kemiskinan bisa meningkat dan itu yang dirasakan," terangnya