search

Kesehatan

Demam Berdarahnyamuk aedes aegyptiKaltimCovid-19Andi M Ishak

Kasus Kematian Akibat Demam Berdarah di Kaltim Lebih Tinggi dari Covid-19, Ini Sebaran Kasusnya

Penulis: Redaksi Presisi
Selasa, 09 Juni 2020 | 1.054 views
Kasus Kematian Akibat Demam Berdarah di Kaltim Lebih Tinggi dari Covid-19, Ini Sebaran Kasusnya
Ilustrasi nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah. (Foto : Istimewa)

Kaltim, Presisi.co – Angka kematian yang disebabkan oleh Demam Berdarah Dengue (DBD) faktanya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kasus meninggal pasien Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim mencatat, per Januari hingga Mei 2020 ini, ada 1.459 kasus warga terjangkit oleh penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. 11 orang diantaranya, dinyatakan meninggal dunia.

“Pastikan tempat berkembang biaknya nyamuk untuk dibersihkan. Perilaku hidup bersih sehat (PHBS) tetap dijalankan,” imbau Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kaltim Andi M Ishak, Selasa (9/6)

Untuk kasus kematian terbanyak terjadi pada awal tahun, persisnya Januari dan Februari yakni 4 dan 5 kasus. Sementara pada Mei ada 2 kejadian.

Kasus terbanyak, dirincikan Andi terjadi masing-masing 5 kasus di Kota Balikpapan, 2 kasus di Kabupaten Paser. Dan, disusul masing-masing 1 kasus di Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Barat (Kubar), Kutai Kartanegara (Kukar) dan Kutai Timur (Kutim).

“Selain virus corona ada juga DBD. Penyakit ini nyata, tiap tahun terjadi. Angka kematian juga cukup besar. Jadi bukan hanya COVID-19 yang jadi perhatian,” terangnya.

Penyebaran kasus DBD ini sendiri diketahui terjadi di 10 kabupaten/kota di Kaltim. Terbanyak berasal dari Kota Balikpapan dengan total 393 kasus, disusul Samarinda dengan 269 kasus, lalu Kukar 207 kasus, Berau 135 kasus, Kutim 115 kasus, Bontang 107 kasus, PPU 88 kasus, Kubar 86 kasus, Paser 48 kasus dan Mauhulu dengan jumlah terminim sebanyak 11 kasus.

Dari sebaran kasus DBD itu, disebut Andi bahwa kawasan perkotaan jadi tempat penyebaran DBD yang berpotensi tinggi. Untuk itu, lanjut diimbau Andi agar selama masa pandemi Covid-19, warga diminta untuk tetap memperhatikan kebersihan di lingkungan sekitar, agar bahaya DBD bisa diminimalisir.

“Tutup dan kuras tempat penampungan air, kubur barang-barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk apalagi saat musim penghujan,” pungkasnya.

Editor : Oktavianus