Tingkatkan Produktivitas Hasil Pertanian, Nidya Listiyono : Petani Butuh Modernisasi Alat
Penulis: Topan
Jumat, 14 Februari 2020 | 1.086 views
Presisi - Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur (DPRD Kaltim) Nidya Listiyono lakukan Reses atau serap aspirasi masyarakat di Jalan Usaha Tani, Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara, Kamis (13/2).
Tyo, sapaannya, mengatakan bahwa ada beberapa hal yang disampaikan masyarakat setempat mengenai kebutuhan alat bantu untuk pertanian.
"Sumber mata pencaharian warga disini ialah pertanian dan peternakan. Mereka mengeluhkan soal alat-alat yang memang harus di modernisasi, tidak bisa lagi menggunakan alat yang lama karena ini terkait dengan produksi, efisiensi dan produktivitas," ungkap Tyo yang ditemui usai lakukan reses.
Ia menyatakan bahwa masyarakat di wilayah yang sering disebut juga 'Jalan Betapus' itu sudah bisa menggunakan teknologi terbaru untuk usaha pertaniannya.
"Pemerintah juga harus peduli. Saya lihat pembangunan infrastrukturnya sudah baik, ada pengecoran jalan walaupun ada beberapa kilo yang kurang seharusnya pemerintah bisa memperhatikan juga," katanya.
Tyo menyatakan bahwa permohonan permintaan pembangunan irigasi juga disampaikan oleh warga Betapus.
Foto : Nidya Listiyono (kemeja putih), Anggota DPRD Kaltim saat melaksanakan Reses bersama kelompok Tani di Kelurahan Lempake, Samarinda, Kamis (13/2).
"Sudah banyak yang rusak. Tentu kita akan komunikasikan ini, inventarisasi titik-titik yang mana termasuk ada pintu air yang rusak, ini akan kita bicarakan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim untuk memberikan bantuan-bantuannya segera," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah harus bekerja cepat.
"Bekerja tuntas, jangan sampai ketika banjir disini jadi susah. Potong rumput saja harus pakai arit dan mereka mengaku kesusahan. Saya akan bicara ke teman-teman di dewan Kota Samarinda dan Provinsi Kaltim," lugasnya.
Anggota dewan Fraksi Golkar ini juga memberikan usulan bahwa ada potensi lain yang dimiliki masyarakat Betapus.
"Sebenarnya potensinya ada, mungkin bisa membuat pasar tradisional untuk menjual hasil pertanian. Kita mengacu kepada Yogyakarta, bencana alam bisa jadi tempat wisata, disini juga harus mengubah mindset untuk kedepannya," tambahnya.
Sahar Ketua RT 23 sekaligus tenaga penyuluhan pertanian menyatakan potensi unggulan di wilayahnya memang dari pertanian.
"Potensi wilayah yang kita miliki ada 350 hektar, namun ada banyak masalah terutama irigasi, banyak yang tidak jalan dan ada sarana lain juga yang bermasalah," lanjutnya.
Untuk potensi wisata yang diusulkan Nidya Listiyono, dirinya mengaku setuju.
"Kita dukung sama-sama, karena jujur yang kita miliki itu ada 32 kelompok tani. Ada sayuran, bawang merah dan putih, padi jagung, sepanjang jalan ini kan dilewati masyarakat ada yang berjualan dan laku. Bisa kita tata untuk ekonomi kerakyatan," ujarnya.
Yusuf Pata'dung selaku Ketua Komisi Irigasi (Komir) Kota Samarinda menuturkan bahwa sudah 6 tahun saluran primernya tidak berfungsi.
"Kita sudah menyampaikan ke Dinas PUPR Samarinda maupun Provinsi Kaltim namun belum digubris dan direalisasikan. Janjinya 2020 ini," terangnya.
Ia mengaku kalau irigasi tidak lancar dampaknya bisa alih fungsi.
"Menjadi lahan kering jadi tidak berfungsi menjadi lahan sawah. Kemudian untuk alat pompa air, itu modalnya besar, jadi tiap musim untuk satu orang petani harus siapkan biaya sendiri sebesar 1 juta, dampak lainnya produksi menurun," tuturnya.
Ia berharap pemerintah mau memberikan bantuan lebih agar pencapaian produksi bisa terpenuhi.
"Terakhir hanya 3,5 ton, kita ingin peningkatan produksi bisa terpenuhi nantinya tanpa harus memikirkan kendala," pungkasnya.