Rendi Solihin, Sambut Ibu Kota Negara di Era Industri 4.0
Penulis: Rendi Solihin
Senin, 20 Januari 2020 | 1.591 views
Presisi – Indonesia baru saja memasuki era baru revolusi industri yang disebut sebagai Cyber Physical Systems atau sistem siber-fisik yang akrab kita dengar dengan sebutan Industri 4.0.
“Pabrik cerdas” yang berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual dan membuat keputusan yang tidak terpusat melalui internet, begitu kata Wikipedia.
Di Indonesia, Road Map terhadap Industri 4.0 ini sendiri sudah diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Industrial Summit di Jakarta Convention Center pada 5 April 2018 lalu.
Road Map yang terangkum dalam konsep Making Indonesia 4.0 itu, berisi 10 inisiatif nasional lintas sektoral untuk mempercepat perkembangan industry manufaktur. Didalamnya terdapat perbaikan alur distribusi barang dan material, peta jalan zona industry komprehensif dan lintas industry, akomodasi standar berkelanjutan serta pemberdayaan industri kecil dan menengah, termasuk didalamnya pembangunan infrastruktur digital nasional untuk menarik minta investasi asing.
Tak ada lagi batasan ruang dan waktu, yang menghambat gerak kita dibidang digitalpreneur atau wirausaha yang mengandalkan internet, contohnya melalui sosial media.
Besarnya peluang yang diberikan jaman yang serbag digital ini, nyatanya masih terdapat ruang yang harus dioptimalkan pemerintah. Utamanya, kesiapan sumber daya manusia (SDM) yang harus disikapi dengan cekatan oleh pemerintah baik pusat dan daerah untuk menyediakan ruang diskusi serta kolaborasi bagi masyarakat untuk belajar dan mengulik ilmu dari para profesional dan pakar yang memahami konsep digitalpreneur.
"Pemerintah harus hadir untuk masyarakat."
Contohnya, membuat program pendampingan UMKM yang ingin memasarkan produknya secara online atau digital marketing menggunakan metode yang tepat sasaran serta kemampuan menarik minat pembeli melalui kemampuan copywriting.
Tak cukup sampai disitu, Balai Latihan Kerja (BLK) di masing-masing daerah, khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) juga harus menyesuaikan diri dengan potensi ekonomi baru saat ini. Salah satunya melalui pelatihan berbasis digital marketing, bagaimana kita memasarkan produk lokal ke mancanegara,mengingat cukup banyak potensi kaum millennial di Kukar yang mulai menunjukkan semangat industri 4.0.
"Ini peluang yang harus segera dirangkul oleh pemerintah."
Apalagi, di Tahun 2024 mendatang, Presiden Jokow sudah mencanangkan akan memindahkan pusat pemerintahannya di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) sejak ditetapkan sebagai ibu kota negara (IKN) baru Indonesia.
Banyak mata yang akan tertuju ke daerah kita, tapi yang perlu di ingat adalah dengan perpindahan IKN ini, ruang kompetisi akan semakin terbuka lebar. Artinya, kita harus segera mempersiapkan diri mulai dari sekarang, ya SEKARANG !
Selain akan mendorong pemerintah daerah untuk berperan aktif menciptakan dan mengembangkan program berbasis digital, Saya ingin memastikan agar seluruh sumber daya yang ada, mampu mengoptimalkan ruang-ruang potensial yang tersaji, seiring dengan masuknya IKN di Kaltim berikut dengan peluang ekonomi baru yang menanti di depan mata.
Akan banyak produk yang juga akan mengikuti, akan tercipta pasar di sini, disitu kita bisa belajar memasarkan produk yang sudah ada, kita bisa, walau hanya menjadi penyedia jasa pemasaran produk melalui internet.
Contohnya, destinasi wisata. Dengan kesiapan infrastruktur yang mendukung serta visualisasi yang menarik, Saya yakin, banyak wisatawan yang akan datang meramaikan tempat-tempat wisata yang kita miliki.
Saya mendorong pemerintah untuk berperan aktif membuat program menciptakan digitalpreneur seperti ini, kita perlu ekonomi kreatif seperti ini tumbuh subur di daerah kita, perlu SDM yang pas, sesuai kebutuhan jaman.