Dinkes Kaltim Siapkan Langkah untuk Mengurai Penumpukan Pasien di RSUD AWS Samarinda
Penulis: Akmal Fadhil
6 jam yang lalu | 0 views
Jaya Mualimin, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur (Kadinkes Kaltim) Jaya Mualimin mengungkapkan rencana pemerataan layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di seluruh rumah sakit milik Pemprov Kaltim.
Langkah ini diambil untuk mengurai penumpukan pasien di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, yang selama ini menjadi rujukan utama warga.
Menurut Jaya, hasil peninjauan lapangan bersama Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji menunjukkan bahwa beberapa rumah sakit daerah lain seperti RSJD Atma Husada Mahakam, RS Mata Kaltim, dan RSUD Aji Muhammad Salehuddin II (RS Korpri) masih memiliki ruang IGD dan fasilitas kesehatan yang relatif kosong.
“Ada kemajuan di pelayanan IGD. Tapi memang RSUD AWS masih krodit. Padahal kita punya empat rumah sakit lagi, dan IGD di sana kosong,” ujar Jaya Rabu 29 Oktober 2025.
Untuk mengoptimalkan pelayanan, Dinkes Kaltim akan mengatur sistem pembagian beban kerja antar IGD rumah sakit.
Kasus kasus ringan seperti gastritis, flu, atau demam, nantinya akan ditangani di RS Mata Kaltim atau RS Korpri, sementara kasus berat tetap ditangani di RSUD AWS.
“Kalau pasien ringan seperti maag atau influenza, cukup dirawat di sana. Bisa pulang dalam 24 jam. Sementara AWS fokus untuk kasus gawat dan berat,” jelasnya.
Jaya menegaskan, langkah ini akan diikuti dengan penambahan tenaga medis, khususnya dokter spesialis yang siaga 24 jam di lokasi (onsite).
Pemprov Kaltim, kata dia, telah menyiapkan anggaran sebesar Rp16,8 miliar untuk pengadaan tenaga dokter spesialis di seluruh rumah sakit daerah.
“Idealnya, setiap rumah sakit kelas A memiliki lima dokter spesialis yang standby penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan, dan anestesi. Selama ini masih banyak yang on call, dan itu jadi kendala dalam pelayanan cepat,” terang Jaya.
Selain pemerataan dokter, Dinkes Kaltim juga akan memperkuat koordinasi antar-manajemen rumah sakit milik provinsi.
Seluruh rumah sakit akan berada dalam satu sistem manajemen pelayanan agar kebijakan penanganan pasien dan pembagian fasilitas berjalan lebih efisien.
“Karena semuanya milik Pemprov, manajemennya harus satu. Dinas Kesehatan akan menjadi koordinator pelayanan agar IGD di semua rumah sakit bisa optimal,” ujarnya.
Fasilitas di rumah sakit lain disebut sudah cukup baik mulai dari outlet oksigen, gas medik,hingga ruang rawat inap kosong yang siap digunakan untuk pasien non-kritis.
Penambahan tempat tidur dan tenaga medis pun sedang disiapkan agar pelayanan segera berjalan maksimal.
Jaya juga mengimbau masyarakat untuk tidak selalu berbondong-bondong ke RSUD AWS setiap kali membutuhkan layanan darurat.
Menurutnya, semua rumah sakit milik Pemprov Kaltim memiliki layanan IGD 24 jam dengan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai.
“Masyarakat jangan berpikir kalau sakit harus ke AWS. Semua rumah sakit Pemprov punya IGD 24 jam dan siap melayani. Pelayanan di sana juga nyaman dan cepat,” pesan Jaya.
Dengan langkah ini, penumpukan pasien di RSUD AWS dapat terurai, sementara rumah sakit lain bisa lebih berfungsi sebagai garda depan pelayanan kesehatan masyarakat Kaltim. (*)