Media Asing Soroti Kasus Ribuan Anak Keracunan Menu Makan Bergizi Gratis
Penulis: Rafika
6 jam yang lalu | 0 views
Siswa menerima menu MBG di sekolah. (Sumber: Sekretariat Negara)
Presisi.co - Kasus keracunan massal yang menimpa ribuan siswa sekolah akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) kian mendapat perhatian luas. Bukan hanya di dalam negeri, tetapi juga media internasional.
Hingga pertengahan September 2025, jumlah korban dilaporkan sudah menembus lebih dari 5.000 siswa. Situasi ini akhirnya mendorong Istana Kepresidenan angkat bicara di tengah derasnya kritik publik dan sorotan global.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mewakili pemerintah menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Ia menegaskan pemerintah tidak pernah bermaksud lalai, serta berjanji menjamin program unggulan tersebut akan tetap dijalankan dengan evaluasi ketat bersama Badan Gizi Nasional (BGN) dan pemerintah daerah.
"Tentunya kami atas nama pemerintah dan mewakili Badan Gizi Nasional, memohon maaf karena telah terjadi kembali beberapa kasus di beberapa daerah. Yang tentu saja itu bukan sesuatu yang kita harapkan dan bukan sesuatu kesengajaan," ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 19 September 2025.
Prasetyo juga memastikan sanksi tegas akan dijatuhkan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang terbukti melakukan kelalaian.
Dilansir dari Suara.com, persoalan ini rupanya turut diangkat oleh media asing. Reuters menyorot insiden dengan judul "Over 800 Indonesian students suffer mass food poisoning from government free meals" pada Sabtu 20 September 2025.
Media itu melaporkan lebih dari 800 siswa jatuh sakit hanya dalam sepekan dari dua insiden berbeda, serta mencatat lebih dari 4.000 kasus sejak program dimulai pada Januari hingga Agustus berdasarkan data Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
Reuters juga menyoroti kasus keracunan di Garut, Jawa Barat, yang melibatkan 569 siswa dari lima sekolah, serta di Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah, dengan 277 siswa terdampak.
Laporan itu menilai rangkaian kasus tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai kualitas dapur dan distribusi makanan dalam program bernilai ratusan triliun rupiah ini. Apalagi, program ini menjangkau lebih dari 20 juta penerima.
Tak hanya Reuters, The Straits Times dari Singapura turut menyoroti permasalahan ini dengan judul "Over 800 Indonesian students suffer food poisoning from eating government free meals".
Media tersebut menuliskan adanya keraguan publik maupun internasional terkait kemampuan pemerintah menjamin keamanan program yang menargetkan 83 juta penerima dengan anggaran Rp171 triliun, yang direncanakan naik dua kali lipat pada tahun berikutnya.
The Straits Times memang mengulas permintaan maaf yang disampaikan pemerintah. Namun, mereka tetap menegaskan isu utama yang kini mengemuka adalah keraguan publik maupun komunitas internasional terhadap kapasitas pemerintah dalam menjalankan program besar ini dengan aman dan efektif. (*)