Tiga Pernyataan Blunder Sri Mulyani Mulai dari Gaji Guru Hingga Pajak Setara Zakat
Penulis: Redaksi Presisi
8 jam yang lalu | 0 views
Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati. (Sumber: Facebook/Sri Mulyani Indrawati)
Presisi.co - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tengah menjadi buah bibir setelah sederet ucapannya memicu perdebatan hangat di ruang publik. Dalam sepekan terakhir, pernyataan-pernyataan yang ia lontarkan dianggap menyinggung isu sensitif yang langsung bersinggungan dengan kehidupan masyarakat—mulai dari nasib guru dan dosen, konsep pajak yang disejajarkan dengan zakat, hingga pesan tentang peran negara dalam membina generasi muda.
Berikut tiga pernyataan Sri Mulyani yang memantik reaksi keras dan menimbulkan tanya di kalangan warganet maupun pengamat sebagaimana yang diberitakan Suara.com, jaringan Presisi.co pada Jumat, 15 Agustus 2025.
1. Gaji Guru dan Dosen Jadi Tantangan Keuangan Negara
Dalam Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia, Sri Mulyani menyoroti rendahnya gaji guru dan dosen sebagai masalah serius bagi APBN.
“Banyak di media sosial, saya selalu mengatakan menjadi dosen atau guru tidak dihargai karena gajinya nggak besar, ini salah satu tantangan bagi keuangan negara,” ujarnya.
Namun, yang menuai kritik adalah pertanyaannya yang menyinggung kemungkinan partisipasi masyarakat dalam membiayai peningkatan kesejahteraan pendidik.
“Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?” katanya.
Pegiat pendidikan Jerome Polin mengingatkan, jika kesejahteraan guru tidak menjadi prioritas, mimpi Indonesia Emas 2045 terancam kandas.
2. Pajak Disejajarkan dengan Zakat dan Wakaf
Sri Mulyani menyamakan kewajiban membayar pajak dengan zakat dan wakaf, menekankan bahwa dalam setiap harta seseorang terdapat hak orang lain.
“Caranya hak orang lain itu diberikan ada yang melalui zakat, wakaf, ada yang melalui pajak, dan pajak itu kembali kepada yang membutuhkan,” kata Sri Mulyani.
Ia merinci penggunaan pajak untuk program sosial seperti PKH bagi 10 juta keluarga, bantuan sembako, permodalan UMKM, layanan kesehatan gratis, pembangunan fasilitas kesehatan, hingga subsidi pertanian. Menurutnya, pajak adalah instrumen keadilan sosial yang selaras dengan prinsip ekonomi syariah.
3. Pesan kepada Siswa Sekolah Rakyat: “Negara yang Memelihara Kalian”
Dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) di Jakarta Selatan—program pendidikan gratis gagasan Presiden Prabowo Subianto—Sri Mulyani menegaskan peran negara dalam memelihara generasi muda.
“So think positive dan selalu care sama Republik Indonesia, negara kalian yang memelihara kalian,” ujarnya kepada siswa dari keluarga prasejahtera.
Program yang mendapat alokasi Rp2,14 triliun pada 2025 ini, kata Sri Mulyani, bertujuan memutus rantai kemiskinan dan mencetak generasi unggul dengan bekal akademis, karakter, jiwa bela negara, serta nilai-nilai Pancasila demi menyongsong Indonesia Emas 2045. (*)