Pasar Subuh Ditertibkan, Pemkot Samarinda Ingin Pedagang Punya Tempat yang Layak
Penulis: Muhammad Riduan
12 jam yang lalu | 122 views
Petugas Satpol PP, saat melakukan pembokaran lapak pedagang di Pasar Subuh yang ada di Gang 3, Jalan Yos Sudarso, Samarinda. (Presisi.co)
Samarinda, Presisi.co – Upaya penataan kawasan Pasar Subuh di Gang 3, Jalan Yos Sudarso, Samarinda, tetap dilaksanakan meski sempat diwarnai insiden kericuhan. Penertiban yang digelar pada Jumat pagi, 9 Mei 2025, memicu penolakan dari sejumlah pedagang yang sejak dini hari sudah menggelar dagangan mereka.
Operasi yang dipimpin oleh aparat gabungan dari Satpol PP, TNI, Polri, dan instansi pemerintah terkait ini sempat memanas ketika petugas mulai membongkar lapak-lapak yang berdiri di sepanjang gang sempit. Pegadang berusaha menghadang aparat dan menuntut kejelasan kebijakan relokasi.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Subuh, Abdussalam, mengungkapkan kekecewaannya atas cara penertiban dilakukan. Ia mengklaim bahwa para pedagang belum mendapatkan sosialisasi secara langsung dari pemerintah.
“Undangan hanya diberikan ke paguyuban. Kalau untuk bertemu dan sosialisasi secara menyeluruh, sementara ini belum,” tuturnya.
Sejatinya, para pedagang bersedia ditata, namun menolak untuk dipindahkan dari lokasi yang sudah menjadi sumber penghidupan selama puluhan tahun. Abdussalam juga menyoroti kekhawatiran terhadap potensi kehilangan pembeli, khususnya dari kalangan etnis Tionghoa, jika situasi pasar terus memanas.
“Pembeli di sini banyak dari etnis Tionghoa. Kalau melihat ada keributan, mereka takut. Harapan kami asal tidak dipindah, kami siap ditata,” ucapnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Nurrahmani menegaskan pemerintah telah melakukan komunikasi sejak 2023 dan menyebut bahwa sebagian besar lahan Pasar Subuh merupakan milik pribadi yang sejak 2014 telah diminta untuk dibersihkan.
“Sejak 2023 kami berkomunikasi dengan para pedagang. Bahkan pembangunan lokasi relokasi di Pasar Beluluq Lingau, Jalan PM Noor, juga sudah kami siapkan. Banyak pedagang yang sudah ambil undian kios di sana,” jelasnya.
Wanita yang karibnya disapa Yama ini menyebut bahwa sekitar separuh pedagang telah menyetujui relokasi, sementara sisanya masih bertahan. Pemerintah merasa langkah persuasif telah cukup dilakukan, sehingga eksekusi pembongkaran hari ini dianggap sebagai tindakan final.
“Perubahan memang tidak mudah. Tapi hari ini adalah eksekusi terakhir, karena kami merasa langkah-langkah persuasif sudah dilakukan. Tujuannya agar para pedagang punya tempat yang lebih layak dan sesuai aturan,” pungkasnya. (*)