Tumbuk Movement Gelar Refleksi 100 Hari Kinerja Prabowo-Gibran
Penulis: Giovanni Gilbert Anras
1 hari yang lalu | 0 views
Samarinda, Presisi.co - Komunitas Tumbuk Movement mengadakan acara refleksi 100 hari kinerja Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka pada Jumat malam, 17 Januari 2024.
Acara ini menghadirkan diskusi terbuka yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi dan pelaku seni.
Dengan narasumber, Direktur Pusat Studi Konstitusi, Demokrasi, dan Masyarakat, Suwardi Sagama, Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul), Aswin, dan Founder Tirtonegoro Foundation, Rahmad Azazi Rhomantoro.
“Ini adalah forum untuk berdiskusi secara terbuka, menyampaikan pikiran-pikiran kritis, dan mendorong kebijakan yang lebih baik. Kami berharap acara ini bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat,” ujar Ketua Tumbuk Movement, Aqwam Naufal Fadhlullah pada Jumat, 17 Januari 2025.
Dalam acara yang berlangsung secara sederhana di Wijaya Foodcourt ex D'Warna Coffe Jalan Juanda 2 ini, menekankan sikap netral dan kritis sebagai masyarakat dalam memperhatikan kebijakan-kebijakan yang di buat oleh pemerintah.
"Sebagai gerakan masyarakat, Tumbuk Movement mengajak semua pihak untuk terlibat aktif dalam diskusi kebijakan publik," tambahnya.
Acara ini diakhiri dengan sesi tanya jawab yang interaktif, di mana peserta dapat menyampaikan pendapat dan masukan terkait kinerja pemerintah dalam 100 hari pertama. Aqwam menegaskan, gerakan ini tidak dipengaruhi oleh unsur politik manapun.
“Kami adalah gerakan yang netral. Acara ini menjadi wadah untuk berekspresi serta menyuarakan keresahan masyarakat,” ujar Aqwam.
Dalam refleksi ini, Aqwam menyoroti beberapa capaian pemerintah dalam 100 hari pertama, termasuk kebijakan-kebijakan yang dianggap berdampak langsung pada masyarakat. Salah satu isu yang dibahas adalah keberlanjutan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
“Politik itu harus asik dan bisa menjadi sarana diskusi, bukan sekadar adu kekuatan. Kita harus berpikir bagaimana nasib Indonesia lima tahun ke depan,” pungkasnya. (*)