search

Daerah

Hetifah SjaifudianPariwisata KaltimIndonesia Emas 2045

Strategi Kaltim Kembangkan Pariwisata Menuju Indonesia Emas 2045

Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Senin, 01 Juli 2024 | 98 views
Strategi Kaltim Kembangkan Pariwisata Menuju Indonesia Emas 2045
Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Dwi Marhen Yono (kiri), Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian (tengah), Sekretaris Dispora Kaltim, Sri Wartini (kanan) di Hotel Harris Samarinda, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang pada Minggu, (30/6/2024). (Presisi.co/Gio)

Samarinda, Presisi.co - Menyongsong Indonesia Emas pada 2045, Direktur Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Dwi Marhen Yono membeberkan beberapa strategi yang dapat dipakai Kaltim untuk meningkatkan nilai jual kepada wisatawan mancanegara.

Acara Bimbingan Teknis (bimtek)yang digelar Kemenparekraf dan Pemprov Kaltim mengambil tema “Strategi Pemasaran Pariwisata Nusantara Melalui Pengembangan Daya Tarik Produk di Kalimantan Timur”.

Dalam acara bimtek tersebut bertujuan untuk merencanakan strategi pemasaran bersama melalui peningkatan produk-produk yang ada di Kalimantan Timur. Marhen menjelaskan Kaltim menyimpan banyak potensi untuk menarik wisatawan asing.

“Tadi saya menyampaikan di forum, teman-teman yang potensial di Kaltim tidak hanya duduk tapi segera mencari riset dan data kira-kira apa yang bisa segera dikembangkan dan memanfaatkan semua yang ada baik itu digital termasuk secara Posisi sekarang kaltim menjadi ibukota negara ini harus kita manfaatkan,” beber Marhen di Hotel Harris Samarinda, Kelurahan Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang pada Minggu, (30/6/2024).

Menurutnya, pemerintah tidak bisa sendiri dalam pengelolaan destinasi wisata, perekonomian kreatif, pengembangan UMKM dan lain halnya. Maka dari itu, ia mengharapkan kolaborasi kerja sama dengan seluruh pihak dalam mengembangkan potensi di Kaltim termasuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).

“Yang jelas, kita tidak bisa sendirian. Harus memakai strategi adaptasi dikarenakan adaptasi pasca pandemi itu berbeda dengan pre pandemi yang kemudian kita bisa membuat inovasi yang terakhir kolaborasi,” jelasnya.

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi perhatiannya dalam mendukung pengembangan Indonesia emas di 2045 karena menurut survei yang ia dapat, wisatawan yang datang ke Indonesia itu bukan untuk menikmati alam yang indah lagi.

“Pertama adalah menikmati kuliner khas, kedua untuk menghadiri event-event, ketiga menikmati seni budaya khas Nusantara, keempat karena promo-promo, dan yang kelima baru keindahan alam Indonesia,” tuturnya.

Berdasarkan indikator penilaian dari Travel and Tourism Development Index dari lembaga independen World Economic Forum, ia menekankan keamanan, kenyamanan, termasuk kebahagiaan wisatawan.

Selain itu, ia berharap Indonesia dapat melampaui negara Singapura dalam konteks quality tourism. Karena, saat ini Indonesia dengan quantity tourismnya sudah dapat melampaui Thailand.

“Alhamdulillah kita dari peringkat 32 dunia kemudian naik 22 dunia. Thailand kalah dalam peringkat dan kita kita hanya di bawah Singapura kalau ngomong ngomong quality tourism,” ucapnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian menambahkan kementerian dan pemerintahan Kaltim bisa bersinergi dalam pengoptimalan potensi yang ada di Kaltim. Ia juga mendorong peningkatan SDM di berbagai sektor dengan pengadaan sertifikasi.

“Saya merasa sangat bangga karena terbukti kementerian dan pemerintah daerah di provinsi Kaltim ini bisa Sinergi. Dalam waktu dekat juga, akan ada satu kegiatan Kaltim travel fair yang merupakan kolaborasi juga dari pemerintahan pusat dan daerah dan kedepannya bisa mengoptimalkan potensi yang sedang berkembang akibat dari adanya IKN,” jelas Hetifah.

“Oleh sebab itu, kami juga sangat mensuport niat dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. DPR menyambungkannya untuk mendorong adanya peningkatan kapasitas dari sumber daya manusia di berbagai sektor termasuk sertifikasi,” pungkasnya.

Beragam budaya, masakan, lokasi wisata dan lainnya menuntut Kaltim untuk bisa mengadopsi hal-hal positif yang sudah dilakukan di daerah lain dan menemukan juga hal-hal baru yang mungkin khas atau unik ada di Kaltim untuk bisa dikembangkan lagi. (*)

Penulis: Gio
Editor: Ridho M