Penulis: Giovanni Gilbert Anras
Jumat, 21 Juni 2024 | 977 views
Samarinda, Presisi.co - 'Kota Tepian' Samarinda kini menjadi salah satu dari sedikit kota di Indonesia yang dipilih untuk menjalankan program 'Strengthening Social Inclusion for Disability Equity and Rights' (SOLIDER).
Program kemitraan Australia-Indonesia ini bertujuan untuk menciptakan inklusi sosial dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Konsulat Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, mengungkapkan kebahagiaannya atas kunjungannya ke Samarinda.
Ia bertemu dengan komunitas disabilitas setempat dan mendengarkan berbagai keluhan mereka terhadap pemerintah. Dias berkomitmen untuk membantu menyuarakan kebutuhan serta memberdayakan masyarakat disabilitas di Samarinda.
"Program inklusi ini merupakan hasil kemitraan antara pemerintah Australia dan Indonesia, yang bertujuan untuk mendorong kebijakan inklusif dan mendukung kelompok-kelompok masyarakat, terutama penyandang disabilitas. Tantangan utama adalah bagaimana kita dapat membantu mereka menjadi lebih mandiri dan merasa sebagai bagian dari masyarakat," ujar Todd Dias, saat ditemui di Aula Kecamatan Samarinda Ulu, Jalan Ir Juanda, Air Putih.
Rohmanu Solihin dari Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Disabilitas (SIGAB) Indonesia menjelaskan bahwa kunjungan Todd Dias bertujuan untuk menilai sejauh mana proses inklusi di Samarinda telah berjalan.
Enam kelurahan di Kota Samarinda akan dijadikan percontohan, yaitu Kelurahan Air Putih, Air Hitam, Karanganyar, Mugirejo, Temindung Permai, dan Bandara.
"Harapannya, masyarakat disabilitas di kelurahan-kelurahan ini dapat lebih inklusif, mendapatkan pelayanan yang lebih baik, dan meningkatkan partisipasi mereka dalam kegiatan masyarakat. Tidak ada satu pun orang yang tertinggal dalam proses pembangunan," tambah Rohmanu.
Kedatangan Konsulat Jenderal Australia disambut hangat oleh Kecamatan Samarinda Ulu. Camat Samarinda Ulu, Sujono, menekankan pentingnya perhatian terhadap teman-teman disabilitas yang selama ini kurang mendapat perhatian yang memadai.
"Kegiatan seperti ini meningkatkan kesadaran kita bahwa di sekitar kita ada teman-teman yang membutuhkan perhatian. Mereka juga warga negara yang berhak mendapatkan dukungan dari pemerintah," kata Sujono.
Sujono juga menyoroti pentingnya peningkatan sarana dan prasarana yang ramah disabilitas di setiap fasilitas publik.
"Kami akan memastikan setiap pembangunan sarana publik memperhatikan kebutuhan disabilitas, termasuk aksesibilitas dan fasilitas pendukung seperti toilet yang sesuai standar," tambahnya.
Program ini bertujuan untuk mengintegrasikan disabilitas dalam kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat. Salah satu komponen utama adalah pelatihan yang akan meningkatkan keterampilan dan perekonomian masyarakat setempat.
Enam kelurahan di Samarinda, termasuk Air Putih dan Air Hitam, dipilih berdasarkan data yang menunjukkan jumlah penyandang disabilitas yang signifikan.
Di Kelurahan Air Putih terdapat 23 penyandang disabilitas, sementara di Kelurahan Air Hitam terdapat 45 penyandang disabilitas.
"Dana untuk program ini sudah tersedia, tinggal bagaimana kita mengalokasikannya dan melaksanakan program ini. Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menyelaraskan kehidupan penyandang disabilitas dengan masyarakat lainnya," harap Sujono. (*)