Bos ChatGPT Soroti Konflik Israel-Hamas, Sebut Banyak Kolega Muslim Takut Bersuara
Penulis: Rafika
Minggu, 07 Januari 2024 | 614 views
Presisi.co - Konflik Israel-Hamas di Jalur Gaza terus menjadi sorotan dunia internasional. Seruan perdamaian pun telah disuarakan oleh berbagai pihak, termasuk Sam Altman. Pria yang dikenal sebagai CEO OpenAI ini juga menyoroti konflik Israel-Hamas lewat akun X miliknya.
Awalnya, bos ChatGPT tersebut mengungkapkan bahwa rekan-rekan Muslim di komunitas teknologi sungkan utnuk berbicara mengenai persoalan konflik Israel-Hamas. Mereka takut karier mereka akan terdampak jika buka suara mengenai konflik di Gaza. Terlebih, Altman sendiri adalah seorang Yahudi.
“Rekan-rekan Muslim dan Arab (terutama Palestina) di komunitas teknologi yang saya ajak bicara merasa tidak nyaman menceritakan pengalaman mereka baru-baru ini, seringkali karena takut akan pembalasan dan merusak prospek karier,” kata Sam Altman lewat X yang dulunya dikenal sebagai Twitter, dikutip Minggu (7/1/2024).
"Industri kita harus bersatu dalam mendukung rekan-rekan ini, ini adalah waktu yang mengerikan," lanjut dia.
Lebih lanjut, Altman juga meminta agar industri teknologi dapat berempati dengan anggota komunitas yang merupakan Muslim dan Arab.
Altman sendiri berharap perang segera berakhir demi terciptanya perdamaian. "Saya terus mengharapkan perdamaian yang nyata dan abadi, dan sementara itu kita dapat memperlakukan satu sama lain dengan empati," ujarnya.
Seorang pengguna X lantas bertanya tanggapan Altman soal gerakan antisemitisme yang kian marak kepada Yahudi. Alman kemudian membalas dengan mengungkapkan perasaannya terkait pengalaman komunitas Yahudi.
"Saya orang Yahudi. Saya percaya bahwa antisemitisme adalah masalah yang signifikan dan terus berkembang di dunia, dan saya melihat banyak orang di industri ini mendukung saya, dan saya sangat menghargainya. Saya melihat lebih sedikit hal seperti itu pada umat Islam," tandasnya. (*)
Mengutip dari detikfinance, sejumlah kelompok pendukung hak asasi manusia mencatat kasus anti semitisme dan islamofobia meningkat tajam di Amerika Serikat di negara lain sejak 7 Oktober, tatkala Hamas berkonflik dengan Israel di Jalur Gaza.
Menurut perhitungan Israel, serangan Hamas menewaskan sekitar 1,2 ribu orang. Serangan Israel selanjutnya di Gaza pun menewaskan lebih dari 22 ribu warga Palestina atau hampir 1% dari 2,3 juta penduduknya menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Dewan Hubungan Amerika-Islam pada Desember 2023 pun mengatakan insiden islamofobia maupun bias terhadap warga Palestina dan Arab meningkat 172% di AS dibandingkan periode yang sama pada tahun 2022.
Sementara Liga Anti Pencemaran Nama Baik atau The Anti-Defamation League, menyatakan bahwa antara 7 Oktober sampai 7 Desember 2023, kasus anti semitisme di AS meningkat sebanyak 337%. (*)