Mengulur Naga Digelar, Ribuan Masyarakat Antusias Iringi Replika Naga Ke Sungai Mahakam
Penulis: Redaksi Presisi
Minggu, 01 Oktober 2023 | 741 views
Tenggarong, Presisi.co - Puncak pesta rakyat Erau Adat Pelas Benua 2023 ditandai dengan prosesi mengulur naga yang dilangsungkan di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura atau Museum Mulawarman, pada hari ini Minggu (1/10/2023).
Prosesi mengulur naga yang dilaksanakan pada hari terakhir pesta adat Erau ini merupakan ritual mengarak sepasang Naga Laki dan Naga Bini dari keraton kesultanan menuju Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, menggunakan kapal.
Ritual ini diikuti oleh masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar) yang dengan penuh antusias mengiringi replika naga menuju Kutai Lama. Namun sebelum itu, kapal yang membawa sepasang naga terlebih dahulu singgah di Tepian Aji, Samarinda Seberang untuk melakukan ritual lainnya.
Replika naga tersebut memiliki ukuran sekitar 31,5 meter, dengan kepala dan ekornya terbuat dari bahan kayu. Bagian tubuh naga dibentuk dari kerangka rotan dan bambu yang dilapisi kain berwarna kuning, serta dihiasi dengan potongan kain perca berwarna-warni yang menyerupai sisik.
Setibanya di Desa Kutai Lama, sepasang naga tersebut akan dilarungkan ke Sungai Mahakam. Prosesi ini merupakan representasi dari naga legendaris yang muncul dalam legenda Putri Karang Melenu yang erat kaitannya dengan asal mula keluarga Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
“Di Kutai Lama Naga Laki dan Naga Bini akan dilarungkan tubuhnya ke Sungai Mahakam. Sementara untuk kepala dan ekornya akan dibawa dan disemayamkan kembali di Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura di Tenggarong,” ujar Asisten I, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kukar, Ahmad Taufik Hidayat, saat menyampaikan sambutan Bupati Kukar Edi Damansyah.
Dikisahkan dalam suatu riwayat, Raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti, memiliki permaisuri bernama Putri Karang Melenu. Kemunculan sang permaisuri terjadi secara misterius dari dasar Sungai Mahakam. Bayinya terbaring di atas sebuah gong yang dijunjung oleh seekor naga yang muncul dari pusaran air.
Ahmad Taufik menambahkan bahwa ritual mengulur naga ini merupakan ritual turun temurun yang setiap tahunnya diikuti dengan penuh suka cita oleh masyarakat Kukar dan sekitarnya.
“Prosesi ini adalah suatu tradisi mengenang bagaimana prosesi ini terjadi di hulu dusun yang sekarang menjadi Kutai Lama, sudah turun temurun," jelasnya.
Selagi naga diarak menuju Kutai Lama untuk dihanyutkan di Sungai Mahakam, di Tenggarong, masyarakat akan memadati area Kedaton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura untuk mengikuti prosesi belimbur, yakni kegiatan membasahi tubuh dengan air sebagai simbol menyucikan diri. (*)