BPBD Tunggu Spesifikasi 'Alat Tempur' Relawan Samarinda Sebelum Dilaporkan ke Wali Kota Andi Harun
Penulis: Jeri Rahmadani
Selasa, 22 Maret 2022 | 1.628 views
Samarinda, Presisi.co - Sebanyak tiga wilayah di Kota Samarinda tercatat masuk daerah rawan banjir. Terdiri dari wilayah utara, tengah dan Ilir yang telah dipetakan oleh para relawan Samarinda.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, Suwarso menyebutkan, informasi tersebut diterima pihaknya saat menghelat diskusi bertemakan "Sinergi BPBD Kota Samarinda dengan relawan dalam penanganan Covid-19 dan bencana di Kota Samarinda" pada Selasa, 22 Maret 2022 pagi tadi.
Dari kegiatan yang menyerap aspirasi para relawan Samarinda tersebut, dikatakan Suwarso memunculkan usulan pengadaan kendaraan ambulans air.
Kendaraan itu nantinya dibutuhkan guna mengevakuasi warga yang sedang sakit, lansia, serta penyandang disabilitas saat bencana banjir melanda Kota Tepian. Kendati unit ambulans air tak diperuntukkan bagi masyarakat umum.
"Dari relawan, ambulans air diperlukan agar bisa mengakomodir tiga wilayah rawan banjir. Seperti di daerah utara yang membawahi Gunung Lingai dan sekitarnya, Perum Griya Mukti dan Perum Bengkuring. Wilayah tengah seperti Temindung permai, serta wilayah Ilir termasuk Jalan Dr Sutomo ke bawah. Mereka bicara wilayah. Pembagian wilayah sesuai yang dipetakan oleh relawan," ucap Suwarso saat dikonfirmasi.
Suwarso sendiri tak menampik, bahwa bencana air merupakan bencana nomor satu di Samarinda.
Terkait usulan tersebut, Suwarso menyatakan akan menindaklanjuti dengan pembuatan proposal oleh para relawan, untuk selanjutnya diserahkan kepada tim Percepatan Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Kota Samarinda untuk dikaji. Kemudian ditujukan kepada Wali Kota Samarinda, Andi Harun.
"Tapi itu dilakukan setelah kami (BPBD, Red) mendapatkan proposal maupun spesifikasi khusus yang dibutuhkan, misalnya perlengkapannya itu bagaimana," bebernya.
Sementara itu, tak hanya para relawan, diskusi tersebut turut dihadiri organisasi perangkat daerah (OPD) Pemerintah Kota Samarinda terkait seperti Disdamkar, Disperkim, PUPR, dan TWAP Kota Samarinda.
Dari situ, sebut Suwarso, terungkap bahwa sumber daya manusia (SDM) di tubuh para relawan membutuhkan peningkatan skill dan keterampilan lebih lanjut. Seperti misalnya pelatihan "Fire Drill" (simulasi keadaan darurat), mitigasi, hingga kajian-kajian atas risiko bencana di Kota Tepian.
"Baik dari relawan pihak Polres, Kodim, serta dari beberapa kegiatan BPBD Samarinda sendiri," pungkasnya. (*)