Harga Bahan Pokok di Samarinda Merangkak Naik Jelang Nataru
Penulis: Jeri Rahmadani
Rabu, 08 Desember 2021 | 1.473 views
Samarinda, Presisi.co - Wali Kota Samarinda Andi Harun beserta jajarannya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di pasar tradisional Segiri Samarinda pada Rabu, 8 Desember 2021 pagi.
Sidak tersebut dalam rangka pemantauan harga-harga barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) menjelang perayaan hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.
Dalam sidaknya, Andi Harun meninjau harga-harga mulai dari sembako, kedelai, cabai, bawang, daging, hingga ikan-ikanan. Orang nomor satu di Samarinda itu pun sempat berdialog cair dengan para pedagang yang ditemuinya saat sidak.
Andi Harun mengungkapkan, dari hasil sidak pihaknya menjumpai beberapa Bapokting yang mengalami kenaikan, utamanya cabai yang naik hampir 100 persen. Sementara bahan pokok lainnya masih relatif terkendali.
"Kita menjumpai beberapa barang yang mengalami kenaikan. Terutama cabai yang hampir 100 persen, dari Rp 35.000 menjadi 70.000. Kalau kedelai sekitar Rp 2.000 - Rp 3.000 saja. Sementara untuk minyak itu variatif, ada yang Rp 3.000 ada yang Rp 5.000," ucap Andi Harun kepada awak media usai sidak.
Sementara itu, usai sidak yang dilakukan bersama Bank Indonesia (BI), Perum Bulog Samarinda, dan Satgas Pangan Pemkot Samarinda di pasar Segiri itu, turut berlanjut ke pasar modern (Lotte Mart Grosir Samarida) di Jalan Kadrie Oening, Kelurahan Air Hitam. Ditemukan, kenaikan harga seperti minyak dan daging terjadi menjelang Nataru.
Meski demikian, Andi Harun mengutarakan bahwa Pemkot Samarinda tak memiliki ranah atas kenaikan harga yang terjadi di pasar modern, kendati hanya memastikan ketersediaan stok yang ada.
Ia mengatakan, kedua lokasi yang disidak itu telah dipastikan memiliki stok Bapokting yang cukup hingga perayaan Nataru nanti. Khusus pasar tradisional, pihaknya akan melakukan berbagai perlakuan jangka pendek yang melibatkan Perusahaan Daerah Pergudangan dan Aneka Usaha (PDPAU).
"Kami tadi memastikan stok aman. Karena kadang-kadang harga naik tapi stok langka, itu yang relatif berbahaya. Ini stok aman, tapi harganya mengalami kenaikan, dan untungnya hanya tiga bahan makanan tadi yang mengalami kenaikan," ucapnya.
Akan hal tersebut, lanjut Andi Harun. Pemkot Samarinda akan melibatkan PDPAU dalam beberapa sektor. Seperti wacana pembelian terhadap minyak curah yang notabene-nya dilarang, untuk dikemas kembali oleh PDPAU dan turut diuji Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Kemudian saya juga minta PDPAU mengecek kampung KB yang memiliki cabai, untuk dibeli dan dilakukan operasi pasar (atau pasar murah)," terangnya.
Disinggung mengenai peran PDPAU terkait program kios inflasi, Andi Harun menyatakan bahwa program itu masih diperlukan integrasi dan diusahakan dalam waktu dekat sudah memiliki manfaat.
"Kita juga akan berkoordinasi agar tidak ada permainan harga, kita jaga stok, kita jaga jalur distribusinya, tapi harus juga kita jaga jangan sampai ada penimbunan. Karena kalau ada bisa kategori unsur pidana. Makanya rombongan kita disertai dengan Satgas," tuturnya.
"Kalau ini semua bisa terjaga, maka insyaallah memasuki Nataru dengan persediaan makanan dan bahan pokok yang cukup," imbuhnya.
Meski demikian, informasi berbeda disampaikan oleh pedagang. Salah satu pedagang ikan, Hj Nurmiah menyebut kenaikan modal ikan layang sebesar Rp 32 ribu dari normalnya sekitar Rp 25 ribu.
"Ikan saya ambil dari Sulawesi," tuturnya saat dikonfirmasi.
Berbeda dengan Hj Nurmiah, pedagang ikan lainnya, Iwan mengatakan harga bergantung dari jumlah ikan yang tersedia di pelelangan ikan.
"Harga itu naik turun, tergantung stok, kami pembelian ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di kawasan Selili," jelasnya. (*)