Dorong Digitalisasi Keuangan, BI Kaltim Hadirkan Virtual Banking dan QRIS Expo
Penulis: Presisi 1
Kamis, 15 April 2021 | 838 views
Samarinda, Presisi.co - Sebagai langkah konkret meningkatkan pemahaman masyarakat tentang transaksi ekonomi nontunai dan uang Rupiah, Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Kaltim mengadakan serangkaian edukasi selama Ramadan ini. Salah satunya mengangkat tema BI Fitrah atau Bulan Inspirasi Festival QRIS dan Cinta Rupiah.
Kegiatan tersebut dibuka dengan peluncuran virtual banking dan QRIS Expo 2021 pada Rabu 14 April 2021. Acara ini dihadiri Gubernur Kaltim Isran Noor, Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital (FEKDi) yang dilaksanakan pada 5-8 April 2021.
Kepala KPw BI Kaltim Tutuk SH Cahyono mengatakan, masyarakat Kaltim sangat siap menerima perubahan di era digital saat ini. Ini terbukti dari perkembangan QRIS di Kaltim yang paling cepat di Kalimantan dan berada di atas rata-rata perkembangan nasional. Demikian pula, secara kesiapan infrastruktur digital, juga masuk kategori provinsi paling baik di antara provinsi lain di Indonesia berdasarkan indeks ICT (information, communication and technology).
“Ini menjadi peluang bagi semua pihak, untuk meningkatkan digitalisasi keuangan di Kaltim sekaligus mendukung pemerintah mengurangi risiko penularan Covid-19,” sebutnya.
Dijelaskannya, untuk mendapatkan pelayanan perbankan digital dan melakukan pendaftaran QRIS, masyarakat dapat menggunakan virtual banking dan QRIS Expo 2021 yang disediakan 29 bank dan 23 penyelenggara QRIS.
Kepala OJK Kaltim Made Yoga Sudharma menyampaikan, akan terus mendukung pemerintah dan masyarakat. “Terutama saat memperoleh akses perbankan melalui kemudahan layanan nasabah,” sebutnya.
Gubernur Kaltim Isran Noor berpesan kepada jajaran pimpinan perbankan yang hadir untuk turut berkontribusi bagi pengembangan UMKM. Termasuk mengurangi peran rentenir dengan bantuan pembiayaan. “Sebab kemajuan UMKM dapat berperan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi,” sebutnya. (*)