search

Lifestyle

Isolasi MandiriCovid-19PandemiCorona

Isolasi Selama Pandemi Ternyata Mempengaruhi Kondisi Mental

Penulis: Redaksi Presisi
Senin, 05 Oktober 2020 | 745 views
Isolasi Selama Pandemi Ternyata Mempengaruhi Kondisi Mental
Ilustrasi

Presisi.co - Isolasi selama Pandemi Covid-19, ternyata turut mempengaruhi kondisi kesehatan fisik dan mental. Seperti yang Presisi lansir dari VOA baru-baru ini, Dennis Ougrin, Psikiater dari King's College London, Inggris menyebut jika pembatasan jarak sosial melalui isolasi membuat kita merasa lebih kesepian dan canggung saat berada di sekitar orang lain.

“Orang-orang yang menghabiskan waktu lama dalam isolasi, seperti di penjara, atau rumah sakit, atau Antartika,pasti kehilangan keterampilan sosial tertentu. Dan mereka akan semakin banyak kehilangan keterampilan tersebut, kalau semakin lama berada dalam isolasi,” ujar Dennis Ougrin.

Markiyan Prokhasko menghabiskan waktu hampir dua bulan di Antartika. Dia pergi ke sana di awal tahun 2019, untuk menulis buku tentang pengalaman tinggal di stasiun Kutub Selatan. Belakangan ini, saat karantina, Markiyan melihat banyak kesamaan, seperti waktu tinggal di Kutub Selatan dulu.

“Saat Anda tinggal di rumah, terkadang Anda bahkan tidak mau melihat siapa pun, padahal Anda selalu bisa melakukannya. Tapi, ketika keadaan memaksa Anda untuk tinggal di rumah, Anda bisa secara tiba-tiba merasakan adanya kendala tertentu. Anda tidak bisa pergi kemana-mana, walau Anda menginginkannya. Sama halnya saat di Antartika,” ceritanya.

Setelah kembali dari ekspedisinya, Markiyan memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan kehidupan yang normal.

“Waktu saya kembali, di satu sisi, saya ingin bersenyembunyi dulu selama beberapa minggu, tidak berkomunikasi dengan siapa-siapa. Mungkin hanya dengan orang-orang terdekat saja. Bagaimana ya, cara menjelaskannya? Di lain sisi, selama sementara waktu, terasa kalau hal-hal yang biasa dilakukan, tidak ada gunanya. Saya pergi keluar, orang-orang pergi ke suatu tempat, apa sih yang mereka lakukan?” kata Markiyan.

Para ahli mengatakan, ada sedikit keraguan bahwa orang akan kehilangan keterampilan sosial tertentu selama pandemi. Seperti halnya kondisi atrofi otot atau melemahnya kekuatan otot kita akibat tidak berolahraga, keterampilan dalam berkomunikasi juga terpengaruh akibat isolasi. Karena itu, sangatlah penting untuk menjaga kesehatan mental Anda.

“Komunikasi, sosialisasi dengan sesama manusia tidak kalah penting dibandingkan dengan pekerjaan, olahraga, diet, tidur, dan sebagainya. Ini adalah elemen yang sangat penting. Jika orang-orang berpendapat bahwa perlu berolahraga selama setengah jam dalam masa karantina, mereka juga harus memikirkan pentingnya komunikasi atau interaksi sosial,” jelas Dennis Ougrin.

Beberapa pakar juga menambahkan, hal-hal kecil pun dapat membantu.

“Jika pendengar kami ingin meningkatkan kesehatan mental mereka hari ini, saya akan menyarankan mereka untuk menelpon dan bertemu dengan teman baik, yang sudah lama tidak berkomunikasi, dan ngobrol saja sebentar,” tambah Dennis Ougrin.

Cepat atau lambat, pandemi akan berakhir. Harapannya adalah dunia bisa lepas dari segala jarak dan segera kembali bersosialisasi