search

Ekonomi

Sri MulyaniEkonomi IndonesiaCovid-19

Sri Mulyani Optimis Ekonomi Indonesia Pulih di 2021

Penulis: Redaksi Presisi
Rabu, 24 Juni 2020 | 1.021 views
Sri Mulyani Optimis Ekonomi Indonesia Pulih di 2021
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. (Foto : Istimewa)

Presisi.co – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati nampak optimis melihat peluang pulihnya ekonomi Indonesia di tahun 2021 mendatang. Pernyataan tersebut, ia sampaikan lewat akun Facebooknya, Selasa (23/6/2020).

“Melihat proyeksi pertumbuhan negatif di Q2 yang sebentar lagi berakhir, Pemerintah akan fokus pada langkah-langkah mitigasi perlambatan lebih dalam dan pemulihan ekonomi di Q3 dan Q4. Dengan kolaborasi, kami berharap pertumbuhan Q3 dapat terjaga agar tidak menyentuh level negatif, dengan demikian Q4 pun pertumbuhan akan sedikit naik di kisaran 1 – 3,4%,” tulisnya.

Menurut wanita pertama yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sejalan dengan akselerasi belanja pemerintah, khususnya perlindungan sosial dan insentif dunia usaha lewat sejumlah program UMKM yang telah berjalan.

Ia menyebut, pemerintah dan DPR pun telah menyepakati besaran asumsi dasar ekonomi makro dan target pembangunan dalam KEM-PPKF RAPBN Tahun 2021 sebagai berikut :

Asumsi Dasar Ekonomi Makro:                  
- Pertumbuhan Ekonomi (%, YoY) 4,5 – 5,5
- Inflasi (%) 2,0 – 4,0
- Nilai Tukar Rupiah (IDR/USD) 13.700 – 14.900
- Suku Bunga SBN 10 Tahun (%) 6,29 – 8,29

Target Pembangunan:
- Tingkat Pengangguran Terbuka (%)7,7 – 9,1
- Tingkat Kemiskinan (%) 9,2 – 9,7
- Gini Rasio (indeks) 0,377 – 0,379
- IPM (indeks) 72,78 – 72,95

Indikator Pembangunan:
- Nilai Tukar Petani (NTP) 102 – 104
- Nilai Tukar Nelayan (NTN) 102 – 104

Ia berharap di 2021 mendatang, kinerja ekonomi sosial kembali pulih dan produktif tanpa mengorbankan sisi kesehatan. Belanja penanganan Covid-19 yang telah didesain juga disebutnya untuk mendorong sisi demand maupun supply bagi kebangkitan sektor usaha di Indonesia.

“Belanja penanganan Covid-19 telah didesain untuk mendorong baik sisi demand yaitu konsumsi, investasi, ekspor maupun sisi supply yakni pemberian insentif dunia usaha termasuk yang padat karya, berdaya ungkit, dan UMKM," jelasnya.

Proses penyusunan RAPBN 2021 saat ini dilanjutkan ke panita kerja untuk kemudian dilakukan pembahasan terkait pagu indikatif dalam rangka pembahasan pembicaraan pendahuluan RAPBN 2021 dan RKP tahun 2021 mendatang.

Setelah pembahasan asumsi makro, proses penyusunan RAPBN 2021 akan berlanjut ke Panja untuk membahas pagu indikatif dalam rangka pembahasan Pembicaraan Pendahuluan RAPBN 2021 dan RKP tahun 2021.

Hari ini, kami melakukan pembahasan Redesain Penganggaran dalam RAPBN 2021 dan Pagu Indikatif Kemenkeu. Mari kita sama-sama memupuk harapan dengan optimisme dan sinergi agar pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu kembali pulih di 2021,” ujarnya.