Berkunjung ke Citra Niaga, Markas Baru Bisnis Anak Muda Samarinda
Penulis: Putri
Sabtu, 13 Juni 2020 | 4.515 views
Samarinda, Presisi.co - Citra Niaga merupakan kawasan pusat perdagangan di Kota Samarinda yang sangat terkenal pada dekade 90-an. Pasar ini dirancang sebagai tempat usaha yang terdiri dari 60% pedagang kecil dan 40% pedagang besar juga menengah.
Di tahun 1989, bangunan rancangan Antonio Ismael ini pernah memperoleh penghargaan internasional Aga Khan Award of Architecture (AKAA). Saat itu, Citra Niaga bersaing dengan kandidat lain yaitu Bandara Soekarno-Hatta dan akhirnya Citra Niaga-lah yang terpilih menerima penghargaan tersebut.
Namun seiring berjalannya waktu, diakhir 90-an Citra Niaga mulai ditinggalkan. Posisinya tergantikan dengan pusat perbelanjaan modern yang dilengkapi dengan eskalator dan pendingin ruangan. Sejumlah pedagang di Citra Niaga juga diketahui beralih menjadi tenant disana.
Ditengah keterpurukan kawasan legend tersebut, Adi Chandra atau karib disapa ADC berinisiasi untuk kembali membawa Citra Niaga kembali ke masa kejayaanya.
Saat ditemui wartawan Presisi, pemuda Samarinda yang hobi travelling ini bercita-cita untuk menjadikan Citra Niaga sebagai markas masa depan bisnis anak mudanya Samarinda.
Rencana besar tersebut bermula saat Ia berkunjung ke salah satu rumah makan di Citra Niaga. Menghabiskan waktu, sambil bernostalgia dengan kenangan masa kecilnya.
Seketika itu, muncullah ide untuk membuka kedai kopi dikawasan tersebut.
Walau mengaku gambling, Pemuda berkacamata ini yakin dengan idenya yang akan menarik perhatian para pengunjung. Barulah diakhir 2019, gagasan tersebut dieksekusi, hingga lahirlah Kedai Kopi Sajen di Februari 2020 lalu.
Pertama kali buka, ADC menggratiskan dagangannya untuk semua warga se-Citra Niaga. Kemudian, ia yang sebelumnya pernah berkerja di media 'menantang' teman-temannya yang juga memiliki usaha kedai kopi untuk membuka usaha di Citra Niaga.
Tak berhenti disitu, rekan sejawatnya pun mulai bertanya soal harga sewa, yang kemudian diarahkan oleh ADC untuk bertanya ke warga sekitar.
"Dari dulu Citra Niaga memang HGB (Hak Guna Bangunan), tapi karena sempat carut-marut, akhirnya petak-petak disini menjadi hak milik warga sekitar, makanya sewa ke mereka (warga)" terangnya.
Satu-persatu rekannya diajak berkeliling Citra Niaga dan mereka pun akhirnya menyewa petak. Konsep pasar yang ADC dan rekannya inginkan ialah Konsep Pasar Santai di Jakarta. Bedanya, Pasar Santai di Jakarta full AC, sedangkan di Citra Niaga mengusung tema vintage karena posisinya berada di pasar.
Perlahan-lahan Citra Niaga mulai ramai, milenial yang lahir di dekade 90-an tak canggung untuk duduk dan bercengkrama disana sembari bernostalgia dengan masa lalunya. Perubahan culture yang ada disana juga mulai digaungkan dengan hashtag #kembalikecitra dan #citraaman.
Setiawan Yogi, salah satu rekan yang juga diajak ADC untuk bergabung membuka usaha disana mengatakan hal senada. Komika yang sempat manggung di Stand Up Comedy ini, ingin membuat Citra Niaga kembali ramai, sama seperti saat orang tuanya pernah berjualan disana.
"Ini dulu pusat keramaiannya Samarinda, jadi kita buka disini, dan aku emang mau buka usaha," sambungnya.
Ia tidak memandang rekan-rekannya yang juga membuka kedai disana sebagai pesaing. Karena tujuan yang mereka miliki sama.
Wajah lama Citra Niaga yang kental dengan aksi premanisme pun turut mereka rasakan. Kabel listrik yang hilang dan pungli, seolah jadi ucapan selamat datang bagi mereka disana. Namun, situasi tersebut mereka dihadapi dengan kepala dingin dan etika diri.
"Susah sekali dihilangkan, tapi yah tadi karena banyak yang datang kesini jadi pelan-pelan menyingkir," lanjutnya.
Mereka yang bosan terhadap janji pemerintah terhadap masa depan Citra Niaga ini mengaku memiliki yang sama. Satu per satu pelaku usaha maupun lokal brand di Samarinda mereka aja untuk bergabung dan membuka bisnis disana.
"Peluang usaha sekali buka disini karena masih sepi, dikelola dengan orang yang tepat pasti bisa ramai kembali," ucapnya.
Saat ini sudah ada 20 kafe yang tercatat untuk bergabung meramaikan Citra Niaga. Rata-rata adalah kedai kopi. Yogi, menyampaikan tiap kedai kopi harus memiliki perbedaan agar menjadi ciri khas masing-masing.
"Kalau ditempat ku, Kopi Ngegasss, tiap customer yang order akan diteriakin, nah harus beda tiap kedainya," tandasnya.
Michaelangelo Ryanto Chaniago, salah satu dari keenam owner Lokalo Coffee Shop juga membuka usaha disana. Berawal dari kecintaan dengan kopi, mereka pun berbincang bersama.
"Obrolin dulu semuanya, terus kita eksekusi bareng," katanya saat ditemui Senin, (1/6/2020).
Pria yang akrab disapa Toto ini mengaku memilih membuka usaha di Citra Niaga karena ada tantangan tersendiri yang mereka rasakan. Namun mereka tetap yakin dan optimis jika cara juga strategi yang mereka miliki bisa ikut meramaikan Citra Niaga.
“Habis itu kita cek lokasi, ketemu yang punya tempat, meeting segala macam. Akhirnya bulan Februari tapi karena adanya COVID-19 ketunda lagi,” ungkapnya.
Toto bersama teman-temannya berharap dengan keikutsertaan mereka dapat membuat industri kreatif dan pariwisata di Samarinda bangkit kembali. Merasa memiliki hak untuk membangun Kota Tepian, ia juga ingin menjadikan Citra Niaga sebagai tempat community hub.
“Ini kota kita bangun sama-sama, bukan berkompetisi. Ini waktunya kita berkolaborasi,” pungkasnya.