search

Kesehatan

Viral Transport MediaCovid-19Virus CoronaRSUD AWS Samarindasamarinda

Stok Terbatas, RSUD AWS Samarinda Minta Penambahan VTM Covid-19

Penulis: Topan
Rabu, 18 Maret 2020 | 1.620 views
Stok Terbatas, RSUD AWS Samarinda Minta Penambahan VTM Covid-19
Ilustrasi. Sumber Foto (Istimewa)

Samarinda, Presisi.co – Plt Direktur RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, dr David Hariadi Masjhoer, menyebut alat pengirim sampel pasien Covid-19 atau viral transport media (VTM) yang dimiiki RSUD AWS, hanya tersisa 5 unit.

dr David Haridi menyebut, VTM yang biasa menjadi alat pengiriman sampel pasien Covid-19 itu, digunakan RSUD AWS Samarinda, untuk mengirimkan sampel pasien dalam pengawasan (PDP) ke Laboratorium Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta.

Terbatasnya stok VTM itu sendiri, dikhawatirkannya akan menghambat kinerja RSUD AWS Samarinda dalam menangani PDP Covid-19. Mengingat, tiap PDP membutuhkan dua unit VTM, untuk mengirim sampel ke Lab Kemenkes Jakarta.

“yang tersisa sekarang 5 (VTM). Sedangkan, pasien (PDP) diperiksa dua kali. Ini kami koordinasikan terus dengan Kemenkes di Pusat,” terang dr David, usai menghadiri Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di Kantor Diskominfo Samarinda, Rabu (18/3/2020)

Namun demikian, dr David belum dapat memastikan kapan Kemenkes akan menanggapi permintaan RSUD AWS Samarinda untuk penambahan unit VTM bagi kebutuhan pemeriksaan PDP Covid-19.

“Kami belum tahu. Karena seluruh Indonesia juga turut meminta penambahan unit (VTM), tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan informasi terakhir yang diterima Presisi.co dari Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P) Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dr Osa Rafshodia per Selasa (17/3/2020) malam, ada 210 orang dalam pemantauan (ODP) Covid-19.

Diantara 210 ODP tersebut, Walikota Samarinda Syaharie Jaang dikatakan dr Osa, masuk dalam ODP Covid-19, sepulangnya dari Kongeres Partai Demokrat yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (14/3/2020).

"Sekarang ada 210 ODP, masyarakat kita melaporkan diri melalui call center 112. Benar adanya bahwa Pak Jaang termasuk dalam itu (ODP)," terang dr Osa.