Penulis: Akmal Fadhil
Minggu, 23 November 2025 | 17 views
Edwin Kepala Ketertiban Umum Satpol PP Kaltim. (Presisi.co/Akmal)
Samarinda, Presisi.co – Satpol PP Kalimantan Timur menemukan indikasi praktik prostitusi yang berjalan secara sistematis, bukan lagi sporadis.
Modusnya melibatkan pekerja seks dari luar daerah, kemudahan memperoleh surat domisili, dan penggunaan rumah tinggal atau usaha palsu sebagai lokasi operasional.
Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Kaltim, Edwin Noviansyah Rachim, menyebut sebagian besar pekerja seks yang terjaring berasal dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Mereka tiba hanya beberapa hari sebelum operasi digelar, namun sudah memiliki surat domisili dari ketua RT setempat.
“Jika pendatang baru langsung memperoleh surat domisili, jelas ada prosedur administrasi yang tidak berjalan semestinya,” kata Edwin Minggu 23 November 2025.
Edwin menekankan risiko kesehatan yang tinggi, karena beberapa pekerja seks terdeteksi positif HIV dan sifilis.
Mereka tetap melayani pelanggan dengan mengandalkan obat-obatan untuk meredam gejala, yang menurutnya merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat.
Selain itu, petugas menemukan pola operasi yang terstruktur. Beberapa rumah tinggal dijadikan ruang layanan, sedangkan lokasi lain berkedok panti pijat sekaligus menjual minuman keras tanpa izin.
“Ini bukan aktivitas spontan. Ada pola dan keteraturan yang jelas,” ujar Edwin.
Satpol PP juga menyoroti akar masalah pekerja seks yang kembali ke praktik lama, yakni minimnya keterampilan dan peluang kerja.
Edwin menilai intervensi berupa pelatihan dan pemulangan harus dilakukan agar masalah tidak terus berulang.
“Tanpa keahlian yang bisa diandalkan, mereka tidak punya pilihan lain. Itu yang harus segera ditangani,” katanya.
Saat ini, Satpol PP Kaltim memperluas pemetaan wilayah rawan prostitusi, termasuk lokasi hiburan malam yang diduga melibatkan remaja.
Edwin memastikan operasi selanjutnya dilakukan secara mendadak untuk mencegah kebocoran informasi.
“Kami tidak ingin ada pihak yang lebih dulu mengetahui operasi di lapangan,” tutup Edwin.