search

Berita

DurianMalaysiaIndonesiadurian buah nasional

Indonesia-Malaysia Rebutan Klaim Durian Jadi Buah Nasional, Ini Negara yang Lebih Berhak Menurut Data

Penulis: Rafika
2 jam yang lalu | 0 views
Indonesia-Malaysia Rebutan Klaim Durian Jadi Buah Nasional, Ini Negara yang Lebih Berhak Menurut Data
Ilustrasi buah durian. (Pexels.com)

Presisi.co - Persaingan dua negara serumpun kembali mencuat, kali ini soal siapa yang paling pantas menyandang gelar pemilik buah durian.

Wacana Malaysia untuk menetapkan durian sebagai buah nasional memancing respons tegas dari Indonesia. Menurut pemerintah Indonesia, klaim tersebut tidak sejalan dengan data di lapangan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), menuturkan bahwa Indonesia memiliki alasan kuat untuk menyebut durian sebagai buah nasional. Dasarnya adalah capaian produksi yang melampaui negara tetangga.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi durian nasional pada 2024 hampir menembus angka 2 juta ton. Angka ini, menurut Zulhas, menunjukkan bahwa Indonesia merupakan salah satu produsen durian terbesar di dunia.

“Indonesia memproduksi hampir 2 juta ton durian pada 2024 menurut BPS. Angka ini jauh di atas Malaysia. Dengan fakta ini, saya kira Durian adalah Buah Nasional Indonesia,” ujar Zulhas dalam siaran pers, Minggu 16 November 2025, sebagaimana diberitakan Suara.com --jaringan Presisi.co.

Produksi sebesar 1,96 juta ton itu menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir. Panen besar durian datang dari berbagai wilayah, mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga Sulawesi.

Di sisi lain, laporan regional memperlihatkan bahwa Malaysia menghasilkan durian dalam jumlah yang lebih kecil, meski mereka unggul dalam ekspor varietas Musang King dan jenis premium lainnya.

Zulhas juga menegaskan, kekuatan Indonesia tidak berhenti pada angka produksi. Keanekaragaman hayati turut menjadi bukti bahwa durian telah mengakar kuat dalam khasanah Nusantara.

“Kalau bicara simbol nasional, ya harus berdiri di atas data dan realitas. Durian Nusantara itu kekuatan kita di Asia. Menurut data BRIN, Indonesia punya 21 dari 27 spesies durian yang dikenal di dunia dan hingga 2024 sekitar 114 terdaftar varietas unggul baru," kata Zulhas.

Pemerintah menilai momentum ini sebagai peluang untuk memperkuat branding “Durian Nusantara”. Standar produksi, pengolahan, dan ekspor akan digarap lebih serius agar Indonesia memiliki posisi tawar lebih kuat di pasar global.

Sementara itu di Malaysia, wacana penetapan durian sebagai buah nasional sudah masuk ke meja pemerintah. Asosiasi Produsen Durian (Durian Manufacturer Association/DMA) telah secara resmi mengusulkan agar durian diakui sebagai simbol negara.

Presiden DMA, Eric Chan, mengatakan bahwa durian telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Malaysia.

“Setiap orang Malaysia, tanpa memandang latar belakang mereka, memiliki kisah tentang durian, sebuah kenangan, sebuah tradisi. Inilah satu hal yang mempersatukan kita semua,” ujar Chan, dikutip dari The Straits Times.

Malaysia semakin percaya diri karena varietas premium mereka, seperti Musang King (D197) maupun Black Thorn (D200), dikenal luas hingga mancanegara. Perlindungan indikasi geografis (GI) untuk Musang King juga baru saja diperpanjang hingga 2034.

“Perpanjangan GI ini seperti cap paspor bagi Musang King,” tutur Chan. “Itu membuktikan bahwa durian ini benar-benar berasal dari Malaysia. Kita semua bisa bangga, karena ini menunjukkan bahwa para petani dan produsen kita telah membangun merek global dari akar lokal,” sambungnya.

Meski begitu, pemerintah Malaysia menilai penetapan buah nasional harus dilakukan secara hati-hati. Direktur Jenderal Departemen Pertanian Malaysia, Nor Sam Alwi, menjelaskan bahwa kajian komprehensif sedang berlangsung.

“Keputusan untuk menobatkan sebuah buah sebagai buah nasional harus melalui pertimbangan menyeluruh oleh berbagai lembaga pemerintah,” ujarnya kepada The Star.

Menurutnya, aspek sosial ekonomi, nilai ekspor, warisan budaya, serta kontribusi terhadap sektor pertanian menjadi faktor yang dipertimbangkan.

“Saat ini, kementerian sedang meninjau usulan ini bersama departemen dan lembaga terkait untuk memastikan keputusan yang diambil dilakukan secara hati-hati dan menyeluruh,” kata dia. (*)

Editor: Redaksi