Rekayasa Lalu Lintas di Gunung Lingai Cuma Solusi Jangka Pendek
Penulis: Muhammad Riduan
4 jam yang lalu | 0 views
Kondisi Simpang Gunung Lingai. (Presisi.co/Muhammad Riduan)
Samarinda, Presisi.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memastikan akan segera menerapkan rekayasa lalu lintas di kawasan Simpang Gunung Lingai, guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi di titik tersebut.
Kepastian tersebut disampaikan oleh Kepala Dishub Samarinda, Hotmarulitua Manalu usai rapat koordinasi (Rakor) bersama sejumlah instansi teknis di ruang rapat BPKAD lantai 4, Rabu 12 November 2025.
“Pertemuan ini menjadi yang terakhir untuk memutuskan langkah rekayasa lalu lintas di Gunung Lingai. Untuk jangka pendek, kita akan melakukan pemasangan barier di dua sisi, yakni di Jalan PM Noor dan Jalan DI Panjaitan arah Alaya,” ucapnya.
Dalam skema baru ini, Dishub akan membatasi kendaraan yang boleh melintas langsung ke arah simpang. Manalu menjelaskan bahwa kendaraan roda dua masih diperbolehkan masuk dari arah Jalan Gunung Lingai menuju persimpangan, sementara roda empat akan diarahkan melalui Jalan Tri Dharma.
“Di Jalan Tri Dharma, teman-teman PUPR juga sudah menyiapkan rencana perbaikan jalan, termasuk pemasangan pagar pengaman yang berbatasan dengan sungai” tambahnya.
Ia menginformasikan, selain itu, dari Dinas PUPR juga akan mengadakan 45 barier beton 25 unit dari sisi PM Noor dan 20 unit dari sisi DI Panjaitan -Alaya.
Masing-masing barier memiliki panjang satu meter, sehingga total panjang yang akan dipasang mencapai 45 meter.
Dengan adanya barier tersebut, pengendara dari arah DI Panjaitan–Sentosa tidak bisa langsung masuk ke Gunung Lingai. Mereka harus memutar melalui Jalan PM Noor. Begitu pula sebaliknya, kendaraan dari arah Alaya harus melalui rute yang sama.
“Untuk sementara, ini solusi jangka pendek agar lalu lintas lebih tertib. Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang, DPRD bersama instansi terkait akan menyiapkan rencana pembebasan lahan, pembangunan jalan, serta jembatan,” jelasnya.
Manalu juga menyoroti dua jembatan yang menjadi titik hambatan utama arus kendaraan, yakni Jembatan Mati dan Jembatan Sungai Karang Mumus (SKM). Keduanya menjadi fokus pembenahan karena ukuran jalannya mengecil di sekitar jembatan PM Noor.
“Itu akan dilakukan pelebaran jembatan oleh teman-teman PUPR kota maupun PUPR provinsi ataupun PUPR pusat,” katanya.
Dishub menargetkan pemasangan barier beton selesai dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan. Sementara itu, selama masa persiapan, pihaknya akan menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat melalui berbagai media dan selebaran.
“Besok kami bersama pihak kelurahan, Satlantas, dan instansi lain akan mulai menyebarkan flyer dan informasi di media sosial," ujarnya.
Ia juga berharap rekayasa lalu lintas ini dapat mengurangi kemacetan dan menghilangkan praktik pengaturan lalu lintas oleh warga setempat secara mandiri di kawasan tersebut.
“Kami ingin masyarakat tahu bahwa ini bagian dari upaya Pemkot untuk menata arus kendaraan menuju pusat kota agar lebih aman dan tertib,” pungkasnya. (*)